CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 09 November 2014

Tugas Pertemuan 2

1.     Pengorganisasian Struktur Manajemen
Menurut Bateman & Snell (2008) pengorganisasian (organizing) adalah mengumpulkan dan mengorganisasikan manusia, keuangan, hal-hal fisik, hal yang bersifat informasi, dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Fungsi pengorganisasian sebagi menciptakan sebuah oraganisasi yang dinamis. Secara historis, pengorganisasian meliputi menciptakan sebuah bagan organisasi dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi bisnis, membangun hubungan-hubungan pelaporan, dan memiliki departemen personalia yang mengurus rencana-rencana, program-program dan kertas kerja.

2.     Actuating dalam Manajemen
Menurut Alam (2007) Pelaksanaan (actuating) adalah suatu fungsi manajemen untuk menggerakan orang-orang  agar bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Banyak orang yang mengambil kesimpulan bahwa fungsi manajemen pelaksanaan merupakan fungsi yang paling penting karena berhubungan dengan sumber daya manusia.
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
a.       Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
b.      Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c.       Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
d.      Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e.       Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f.       Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g.      Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
h.      mengolah input guna mencapai tujuan organisasi.

3.     Mengendalikan Fungsi Manajemen
Menurut Amsyah (1977) pengawasan (controlling) adalah kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan apakah pelaksanaanya sudah dikerjakan sesuai dengan perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai, dan perencanaan yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan koreksi bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana.
·        Tipe-tipe controlling
1)      Pengawasan pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau  tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.
2)      Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan.
Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3)      Pengawasan umpan balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.

4.     Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to move. Motivasi diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force).
Ada beberapa teori motivasi yaitu :
1)      Teori hierarki kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
2)      Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan.Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
3)      Teori motivasi kontemporer
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan. Teori motivasi kontemporer mencakup:
·         Teori kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
ü  Kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
ü  Kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
ü  Kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
·         Teori evaluasi kognitif
Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan.
·         Teori penentuan tujuan
Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
·         Teori penguatan
Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
·         Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.
Sedangkan motivasi kerja adalah sesuatu yang menciptakan semangat kerja karyawan atau pekerja, termaksud diantaranya adalah kata-kata pembangkit semangat.

5.     Kepuasan Kerja
Menurut Tangkilisan (2005) kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.
Menurut Levi (2002) ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:
1)      Pekerjaan itu sendiri (work it self)
Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2)      Atasan (supervision)
Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3)      Teman sekerja (workers)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4)      Promosi (promotion)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5)      Gaji/Upah (pay)
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Menurut Baron & Byrne (1994) ada dua kelompok faktor yang menentukan kepuasan kerja, yaitu:
1)      Faktor organisasi yang berisi kebijaksanaan perusahaan dan iklim kerja.
2)      Faktor individual atau karakteristik karyawan. Pada faktor individual ada dua predictor penting terhadap kepuasan kerja yaitu status dan senioritas. Status kerja yang rendah dan pekerjaan yang rutin akan banyak kemungkinan mendorong karyawan untuk mencari pekerjaan lain, hal itu berarti dua faktor tersebut dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja dan karyawan yang memiliki ketertarikan dan tantangan kerja akan lebih merasa puas dengan hasil kerjanya apabila mereka dapat menyelesaikan dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Z. (1977). Manajemen sistem informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
S, Alam. (2007). Ekonomi 3. Jakarta: Erlangga
Bateman, T.S., & Snell, S.A. (2008). Manajemen edisi 7 kepemimpinan dan kolaborasi
dalam dunia yang kompetitif buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Tangkilisan, H.N.S. (2005). Manajemen publik. Jakarta: PT. Grasindo
http://www.ruslani.com/kata-semangat-motivasi-kerja-karyawan.html

Tulisan Pertemuan 2

Belajar dari Tianjin, Jokowi akan Kembangkan 24 Pelabuhan di Indonesia
Rachmadin Ismail - detikNews

Beijing - Pembangunan infrastruktur adalah program mutlak bagi Presiden Joko Widodo. Salah satu yang paling penting adalah membangun pelabuhan yang mumpuni. Salah satu pelabuhan yang layak ditiru adalah di Tianjin, Tiongkok.

Setelah meninjau pelabuhan Tianjin, Jokowi berbicara pada wartawan soal rencana jangka panjangnya dalam pembangunan pelabuhan. Untuk 5 tahun ke depan, ada 24 pelabuhan yang siap dibangun, dengan sistem konektivitas dan efisiensi terinspirasi dari Tianjin.
"Rencananya kita akan mengembangkan 24 pelabuhan dalam 5 tahun ini. Oleh sebab itu kenapa kita ke Tianjin, karena ini adalah perusahaan terbesar dan arah pengembangan ke depan," kata Jokowi di kereta cepat saat kembali dari Tianjin menuju Beijing, Minggu (9/11/2014).

Tak hanya pelabuhan, pembangkit listriknya pun akan dipelajari. Lalu memaksimalkan kemungkinan pembangunannya yang terintegrasi dengan pelabuhan dan zona industri.

"Jadi satu kenapa? menjadi lebih efisien, membawa barang ke pelabuhan dekat. Menarik listrik ke industri dekat, inilah yang terus kita ingin pelajari kan. Kenapa barang-barang mereka sangat kompetitif dan efisien, salah satunya terintegrasinya pelabuhan pembangkit listrik dan zona industri," paparnya.

Mulai tahun 2015, kata Jokowi, bakal ada empat pelabuhan yang dibangun. Dananya bisa berasal dari investasi atau APBN. Lokasinya di mana? Jokowi masih belum mau membocorkan.

"Nanti saya sebut," tambahnya.

Nilai investasinya juga belum mau dibocorkan Jokowi. Namun dia sempat menanyakan biaya pembangunan pelabuhan adalah Rp 70 triliun.

"Tianjin itu pelabuhan sangat efisien, pembangkit listrik saya tanyakan hanya 6 sen (per mega watt). Saya selalu tanya biaya, kereta cepat, antara Rp 150-200 miliar per kilometer," ungkapnya.

Dari kasus diatas, menurut saya yang di lakukan oleh Bapak jokowi adalah termasuk ke dalam motivasi kerja. Dan jika dikatian dengan teori, kasus tersebut cocok dengan teori penentuan tujuan yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama, tujuan tersebut adalah tujuan untuk bekerjasama yang membuat Indonesia menjadi lebih maju.

Sumber

http://news.detik.com/read/2014/11/09/214653/2743307/10/belajar-dari-tianjin-jokowi-akan-kembangkan-24-pelabuhan-di-indonesia?991101mainnews

Minggu, 12 Oktober 2014

Tulisan Pertemuan 1

Ketua MPR dan DPR Ditantang Buktikan Integritas 

Kata integritas berasal dari bahasa Inggris yakni integrity, yang berarti menyeluruh, lengkap atau segalanya. Kamus Oxford menghubungkan arti integritas dengan kepribadian seseorang yaitu jujur dan utuh. Ada juga yang mengartikan integritas sebagai keunggulan moral dan menyamakan integritas sebagai “jati diri”. Integritas juga diartikan sebagai bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik, Dengan kata lain integritas diartikan sebagai “satunya kata dengan perbuatan.
            Dalam organisasi integritas sangat penting dan berpengaruh sangat besar, karena di dalam sebuah organisasi dibutuhkan kejujuran, komitmen yang utuh, dan tindakan yang konsisten sesuai dengan arti dari integirtas tersebut. Oleh karena itu, untuk membangun sebuah organisasi yang memiliki kualitas, maka integritas harus menjadi suatu karakter dasar yang harus dimiliki setiap pemimpin maupun bawahan dalam bertindak. Agar menjadi suatu kebanggaan dalam meraih tujuan yang ingin dicapai bersama.

Contoh Kasus:
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Indonesian Institute for Development and Democracy, Arif Susanto, menantang Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat 2014-2019 Zulkifli Hasan membuktikan integritasnya. Sebab, kata dia, politikus Partai Amanat Nasional itu pernah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Ketua MPR terpilih wajib membuktikan kekayaannya berasal dari hasil kerja yang legal," katanya di Menteng Huis, Jakarta, Ahad, 12 Oktober 2014. (Baca: Beda JK, Akbar, dan Ical Versi Poros Muda Golkar)

Menurut catatannya, Zulkifli pernah dipanggil ke KPK sebagai saksi terkait dengan tukar guling lahan di Kabupaten Bogor. Kasus itu, menurut Arif, menjerat Bupati Bogor nonaktif Rachmat Yasin, yang kini sudah menjadi terdakwa korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung.

"Melihat rekam jejak Zulkifli sebagai Menteri Kehutanan juga tidak memuaskan, sebab kementerian itu berada di peringkat 17 pada indeks instansi dengan integritas terburuk di Indonesia," katanya. Arif menambahkan, indeks itu dirilis oleh KPK pada 2013.

Tantangan pembuktian integritas, menurut Arif, juga berlaku bagi Setya Novanto, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat 2014-2019. Politikus Partai Golkar itu, ujar dia, bahkan diperiksa sebagai saksi dalam beragam kasus dari proyek Pekan Olahraga Nasional di Riau dan KTP elektronik. (Baca: Satu Angpau untuk Berdua di Rumah Menteri Zulkifli)

"Pembuktian bukan seperti Anas yang sesumbar digantung di Monas, tapi beranikah harta kekayaan mereka diaudit oleh KPK?" ujarnya.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang dirilis KPK, kekayaan Zulkifli Hasan pada 2013 mencapai Rp 24,43 miliar dan US$ 50 ribu. Nominal itu bertambah sekitar Rp 600 juta dan US$ 50 ribu sejak jadi Menteri Kehutanan. Adapun pundi-pundi kekayaan Setya Novanto mencapai Rp 73 miliar dan US$ 17.781 per 2009. Jumlah itu naik 100 persen dari hartanya pada 2001 yang bernilai Rp 35 miliar. (Baca: Setya dan Fahri Dicurigai Mau Lumpuhkan KPK)

Sumber:
http://sabda.org/artikel/makna_sebuah_integritas

Tugas Pertemuan 1

MANAJEMEN, KEPEMIMPINA, DAN PERENCANAAN

A.    Manajemen
1.      Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno yaitu “menagement” yang memiliki arti seni, melaksanakan, dan mengatur. Karenanya manejemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah manajemen. Definisi Manajemen secara (umum) metode/teknik atau proses untuk mencapai tujuan tertentu secara sistematik dan efektif melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan (controlling) dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien.
Beberapa pengertian manajemen menurut para ahli-ahli adalah sebagai berikut:
1.      Horold Koontz dan Cyril O'donnel : Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
2.      R. Terry : Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3.      James A.F. Stoner : Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.
4.      Menurut Lawrence A. Appley : Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
5.      Mary Parker Follet : The art of getting things done through the others (seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain)
6.      Ricky W. Griffin : Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien

2.      Jenis-jenis Manajemen
a)      Berdasarkan hirarki
1.      Manajemen puncak :
·         Bertangung jawab terhadap kesuluruhan kegiatan
Contoh: direktur-direktur, CEO
2.      Manajemen menengah
·         Melaksanakan tujuan, strategi dan kebijakan yang telah dilakukan manajemen puncak
·         Mengkoordinasikan dan mengarahkan aktivitas tingkat bawah dan karyawan
Contoh: manajer pemasaran, manajer produksi dll
3.      Manajemen tingkat bawah
·         Mengawasi karyawan secara langsung
Contoh: supervisor, pengawas dll
b)      Berdasarkan fungsi
1.      Manajer umum
·         Mengawasi unit tertentu yang mempunyai beberapa tanggung jawab sekaligus
Contoh: Manajer divisi
2.      Manajer fungsional
·         Bertanggung jawab terhadap satu aktivitas
Contoh: manajer pemasaran, manajer keuangan dll
c)      Tingkatan manajemen dan ketrampilan
1.      Manajemen puncak
·         Lebih membutuhkan ketrampilan konseptual skill
2.      Manajemen menengah
·         Lebih membutuhkan ketrampilan manusiawi / human skill
3.      Manajemen tingkat bawah
·         Lebih membutuhkan ketrampilan teknis
·         Ketrampilan analitis dan konseptual

3.    Pengertian Psikologi Manajemen dan Tujuannya
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia, sedangkan manajemen adalah sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi bisa disimpulkan bahwa psikologi manajemen adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Lebih singkatnya psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Tujuannya adalah untuk mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

B.     Kepemimpinan
1.      Pengertian Kepemimpinan
Beberapa pengertian kepemimpinan menurut para hali-ahli yaitu:
1.      Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) : Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
2.      Menurut Young (dalam Kartono, 2003) : Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
3.      Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2.      Teori Kepemimpinan
8 teori kepemimpinan
1)      The ‘Great Man’ theory
Thomas Carlyle (1888), Herbert Spencer (1896)
Kepemimpinan adalah kemampuan yang melekat—pemimpin besar dilahirkan, bukan dibentuk. Pemimpin besar muncul sebagai heroic, mitos, dan ditakdirkan karena diperlukan. Disebut ‘great man’ karena pada saat itu pemimpin dianggap kualitas laki-laki
2)      Trait theory
Gordon Allport (1937), Hans Eysenck (1967)
Pemimpin terbentuk karena perilaku warisan karakteristik perilaku tertentu yang dimiliki seseorang. Tetapi, jika perlilaku tertentu adalah indicator kepemimpinan, mengapa banyak orang yang memiliki sifat kepemimpinan tetapi tidak menjadi pemimpin?
3)      Contingency theory
Joan Woodward (1958), Fiedler, FE (1958)
Kepemimpinan dipengaruhi oleh variable-varible lingkungan yang menentukan gaya kepemimpinan. Tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik untuk semua situasi. Keberhasilan pemimpin tergantung pada sejumlah variable, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas para pengikut, dan aspek lingkungan.
4)      Situational theory
Hersey and Blanchard (1977)
Pemimpin harus memilih tindakan yang terbaik berdasarkan situasi yang sedang dihadapi. Gaya kepemimpinan berbeda-beda tergantung situasi berlainan. Misalnya di tengah cendekiawan gaya kepemompinan demokratis mungkin paling tepat diterapkan.
5)      Behavioral theory
Skinner (1967), Bandura (1982)
Sesuai prinsip ‘behaviorism’ seorang pemimpin besar dapat dibentuk, tidak selalu karena dilahirkan atau dimitoskan. Kepemimpinan tergantung pada tindakan, bukan pada kualitas mental atau kondisi internal. Setiap orang dapat memiliki jiwa kepemimpinan melalui cara pembelajaran, observasi dan karena pengalaman.
6)      Participative theory
Robert House (1996)
Gaya kepemimpinan yang ideal adalah mendorong partisipasi dan kontribusi anggota kelompok. Anggota kelompok merasa lebih memiliki dan berkomitmen pada proses pengambilan keputusan dan pencapian tujuan organisasi. Untuk memotivasi partisipasi, pemimpin harus terbuka pada masukan anggota kelompok.
7)      Transactional theory
Max Weber, Bernard Bass (1981)
Teori transaksional, atau teori manajemen, berfokus pada peran pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok karyawan. Teori ini mendasarkan pada system reward and punishmen—karyawan dihargai apabila sukses dan ditegur atau dihukum apabila melanggar aturan yang disepakati.
8)      Transformational theory
James Macgregor Burns (1978; Bernard Bass (1981)
Teori transformasional atau teori relationship, berfokus pada pola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin memotivasi dan menginspirasi orang agar meilhat kepentingan tugas. Pemimpin memperhatikan potensi orang dan memiliki standar etika dan moralitas kepemimpinan yang tinggi.

C.     Perencanaan
1.      Pengertian Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

2.      Manfaat Perencanaan
·         Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
·         Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama
·         Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
·         Pemilihan berbagai alternatif terbaik
·         Standar pelaksanaan dan pengawasan
·         Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
·         Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
·         Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
·         Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
·         Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan menghemat waktu, usaha dan dana.
3.      Jenis Perencanaan dalam Organisasi
Menurut Marwan Asri dan John Suprihanto (1986:33) bahwa perencanaan dapat dipecah menjadi beberapa macam:
1)      Menurut jangka waktunya
Menurut jangka waktunya, perencanaan dapat dikelonpokkan menjadi:
a.       Perencanaan jangka panjang.
b.      Perencanaan jangka pendek,
2)      Menurut ruang lingkupnya.
Menurut ruang lingkupnya, perencanaan dapat dibagi menjadi 3 macam:
a.       Perencanaan fisik.
b.      Perencanaan fungsional.
c.       Perencanaan menyeluruh.