CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 31 Mei 2013

Tugas 3 Softskill Matematika&IAD

Jawaban soal matematika himpunan dan fungsi klik disini 

Jumat, 10 Mei 2013


Ilmu Alam dan Teknologi Masa Depan Berdasarkan BAB VII

Energi Biomassa di Masa Depan

Penggunaan energi besar-besaran telah membuat manusia mengalami krisis energi. Ini disebabkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan gas alam yang sangat tinggi. Sebagaimana kita ketahui, bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat kita perbaharui. Untuk mengatasi krisis energi masa depan, beberapa alternatif sumber energi mulai dikembangkan, salah satunya adalah energi biomassa.
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pankan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Umum yang  digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.
Pada awalnya, biomassa dikenal sebagai sumber energi ketika manusia membakar kayu untuk memasak makanan atau menghangatkan tubuh pada musim dingin. Kayu merupakan sumber energi biomassa yang masih lazim digunakan tetapi sumber energi biomassa lain termasuk bahan makanan hasil panen, rumput dan tanaman lain, limbah dan residu pertanian atau pengolahan hutan, komponen organik limbah rumah tangga dan industri, juga gas metana sebagai hasil dari timbunan sampah.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan  antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable).  Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya sangat melimpah. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat.  Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.  Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan pembuatan bioethanol.
Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi untuk mengkonversinya. Terdapat beberapa teknologi untuk konversi biomassa. Teknologi konversi biomassa tentu saja membutuhkan  perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang dihasilkan.
Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan konversi biokimiawi.  Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar.  Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan.  Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar.  Sedangkan konversi biokimiawi merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam  menghasilkan bahan bakar.
Maka dari itu, agar kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dapat diatasi sudah saatnya pemerintah dan masyarakat petani untuk mengembangkan lahan pangan sebaik mungkin dalam menggalakan biomasa sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Selain itu juga keterlibatan pihak peneliti dan perusahaan besar maupun swasta juga sangat diperlukan dalam mengembangkan sumber energi ini yang nantinya dapat dapat mengantisipasi kelangkaan BBM khususnya di Indonesia  dimasa yang akan datang.


Komentar:
Biomassa merupakan sumber energi berupa bahan organik yang mudah bahkan di Indonesia jumlahnya sangat melimpah. Walaupun dari bahan-bahan yang sederhana tapi memilik manfaat yang begitu penting buat kehidupan manusia. Dengan energi tersebut kita dapat mengatasi kelangkaan minyak. Sebaiknya kita memanfaatkannya sebaik mungkin daripada harus membuan limbah tersebut.

Kasus Berdasarkan BAB VI


Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Shanghai

Sebuah Pembangkit listrik tenaga matahari terbesar di dunia yang terletak di shanghai mulai beroperasi. Pembangkit listrik tenaga surya ini menggunakan 20 ribu panel surya photovoltaic yang bisa mengalirkan listrik hingga 6,3 juta kwh per tahun.
Pembangkit listrik tenaga surya yang telah beroprasi di shanghai mampu memenuhi kebutuhan listrik 12 ribu rumah tangga. Panel tenaga surya di shanghai ini menempati area seluas 61 ribu meter persegi dan telah menghasilkan 300 ribu kwh  sejak proyek senilai 160 juta Yuan ini beroperasi yaitu sekitar dua minggu yang lalu..
Dengan dioperasikannya pembangkit listrik ini mampu mengurangi penggunaan batu bara sebesar 2.254 ton dan mengurangi emisi gas karbon sebesar 6.600 ton. Proyek ini menjadi pembuktian pada komitmen China untuk mengurangi emisi karbon untuk memerangi dampak perubahan iklim.


Peran dan Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Kelebihan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah :

1.      Cahaya matahari merupakan energi yang dapat diperbaharui dan tidak akan habis, juga merupakan pembangkin listrik alternatif yang dapat mengganti energi lain yang tidak dapat diperbaharui, seperti:  gas alam, batubara, minyak, nuklir dll.
2.      Pembangkit listrik yang bersih dan ramah lingkungan, hanya membutuhkan cahaya matahari dan tidak ada limbah keluaran dari hasil proses pembangkitannya. Bermanfaat untuk mengurangi limbah.
3.      Tenangga surya ini penggunaannya relatif panjang. Sehingga dapat dikatakan bahwa membangun pembangkit listrik tenaga surya merupakan suatu investasi jangka panjang.
4.      Menghemat pengeluaran uang untuk energi, walaupun memang biaya awalnya cukup besar tetapi seterusnya akan gratis seumur hidup.
5.      Tanpa suara sehingga tidak mengganggu ketertiban umum.

Kerugian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) :

1.      Prosesnya hanya dapat dilakukan pada siang hari. Apalagi jika musim hujan langit sering kali ditutupi oleh awan. Sehingga besarnya cahaya matahari yang akan dikonversi ke energi listrik tidak optimal.
2.      Bahan pembuatan komponen pembangkit listrik tenaga surya masih berharga mahal. Terutama untuk tipe sel fotovoltaik.
3.      Teknologi PLTS dikhawatirkan menjadi sumber pencemar udara baru.


Komentar: Sering kali kita mengeluh karena cahaya matahari yang begitu terik, disisi lain ternyata cahaya matahari sangat bermanfaat bagi pembangkit listrik. Disamping ramah lingkungan cahaya matahari akan tetap bisa digunakan seumur hidup di karenakan cahaya matahari tersebut tidak mungkin habis. Tetapi tidak penggunaan tenaga surya juga bisa berdampak buruk yang disebabkan oleh pengaruh cuaca yang tidak mendukung.