MEKANISME-MEKANISME
PERTAHANAN DAN PENYESUAIAN DIRI
Tipe-tipe tingkah laku yang dinamakan
mekanisme-mekanisme pertahanan pada mulanya dikenal sebagai mekanisme
pertahanan ego yang dikemukakan oleh Freud dan para pengikutnya. Kemudian cara
yang sama untuk bertindak digambarkan sebagai teknik-teknik dasar penyesuaian
diri. Mekanisme ini dapat diistilahkan dengan pelindung-pelindung konsep diri
atau self – concept. Walaupun mekanisme ini diberi sebutan yang berbeda, tetapi
umum menerima bahwa mekanisme ini merupakan cara-cara berharga yang digunakan
individu untuk mengungkapkan tindakan-tindakannya. Mekanisme-mekanisme
pertahanan telah disajikan sebagai “Games People Play” (Berne, 1964) dan
transaksi-transaksi (Harris, 1969; James, 1967;). Orang-orang lain telah
menggambarkan tingkah laku tersebut sebagai system interaksi dan komunikasi.
Mekanisme-Mekanisme
Pertahanan
Ciri Khas
Mekanisme-Mekanisme Pertahanan: Untuk memahami mekanisme pertahanan, cara
bagaimana digunakan, dan hasilnya, maka akan lebih berguna apabila diperhatikan
hal-hal berikut.
·
Mekanisme-mekanisme Pertahanan adalah
Tingkah Laku-Tingkah Laku Normal.
Dalam batas tertentu, mekanisme pertahanan ini
digunakan oleh setiap orang. Mekanisme ini bukanlah cara bertingkah laku yang
hanya digunakan oleh orang yang mengalami gangguan emosional, tetapi juga
merupakan tingkah laku normal dari semua orang dalam situasi yang mengancam ego
mereka (Goldenson, 1970). Mekanisme
pertahanan merupakan sarana yang digunakan untuk memenuhi kepuasan suau
kebutuhan secara tidak langsung sehingga tegangan akan direduksikan dan harga
diri dipertahankan. Karena frustasi dialami oleh setiap orang dan karena setiap
orang mempertahankan egonya, maka setiap orang juga menggunakan
mekanisme-mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan itu adalah teknik yang
yang digunakan individu untuk melinndungi diri terhadap dampak lingkungan yang
tidak selalu ramah dan sedikit banyak merupakan penyangga antara pengalaman
masa sekarang dan pengalaman masa lampau. Dengan belajar secara rasional,
individu memperoleh banyak respons dan ciri kepribadian yang perlu untuk
berfungsi secara adekuat dalam lingkungan tempat dia hidup. Inilah proses
seseorang memperoleh nilai-nilai, prinsip, cita-cita, dan tujuan yang penting
bagi penyesuaian diri yang adekuat dan kestabilan emosi. Besarnya gangguan dan
kadar sikap defensif seseorang adalah sebanding dengan kadar keraguan dalam
dirinya terhadap perasaaan adekuat dan kemampuan untuk menerima. Semakin besar
orang merasa mudah diserang, maka semakin besar juga kemungkinan dia
menggunakan sikap defensif
·
Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Sering
Tidak Disadari.
Kebanyakam frustasi dan konflik dalam kehidupan
sehari-hari dapat dipecahkan pada taraf sadar dan yang tidak dapat dipecahkan pada taraf itu
akan menimbulkan usaha-usaha penyesuaian diri secara tak sadar , yakni
mekanisme-mekanisme pertahanan.cara penyesuaian diri secara sadar dapat dapat
dilakukan dengan meningkatkan usaha untuk mengatasi rintangan atau mereduksikan
atau mengubah tujuan, menilai kembali secra realistik situasi yang menyebabkan
frustasi atau konflik. Usaha penyesuaian diri secara tak sadar adalah usaha
individu untuk melindungi dirinya terhadap ancaman bagi integritas ego dan juga
untuk meredakan tegangan dan kecemasan sebagai akibat dari frustasi dan konflik
yang tak terpecahkan. Semua orang menggunakan tindakan-tindakan mengelabui diri
sendiri, dengan demikina berusaha mempertahankan harga diri mereka sehingga
memperlunak pengaruh dari kegagalan, kekurangan atau perasaan bersalah.
·
Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Itu Tidak
Bersifat Instingtif.
Sama seperti tingkah laku lain lain pada manusia,
mekanisme pertahanan dipelajari dan dikorporasikan menjadi pola bertingkah laku
sebab tekanan dan tegangan akan berkurang jika menggunakannya.
Mekanisme-mekanisme ini menyenagkan bagi orang yang menggunakannya dan jika
tidak demikian mekanisme tersebut tidak akan digunakan lagi. Kita mengetahui
bahwa suatu tingkah laku akan diulang lagi bila tingkah laku tersebut telah
menguntungkan bagi orang yang bertingkah laku itu dan jika penggunaannya telah
memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis.
·
Mekanisme-Mekanisme Pertahanan
Mendistorsikan Persepsi.
Mekanimse ini akan mendistorsikan atau mangaburkan
persepsi individu terhadap realitas. Dengan demikian informasi yang diproses
individu mengenai lingkungan sosial dan materialnya adalah keliru karena
pemecahannya terhadap masalah lebih cocok dengan apa yang dipersepsikannya
mengenai situasi itu dan bukan menurut apa yang sesungguhnya situasi tetap
tidak efektif (Mehrabian, 1972).
·
Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Cenderung
Mengekalkan Diri.
Mekanisem-mekanisem pertahanan seperti tingkah laku
lainnya cenderung memperkuat diri, sirkuler, dan kumulatif (Monge, 1973).
Misalnya, orang menarik diri dari hubungan pribadi dengan orang lain karena dia
ragu-ragu apakah dia akan diterima oleh orang lain. Akibatnya dia gagal
memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam berhubungna dngan orang lain.
Individu-individu yang menggunakan tingkah laku defensif bisa disamakan dengan
tim olahraga atau kesatuan militer yang harus melindungi suatu posisi, tidak menang
atau tidak maju karena tidak mau menyerang. Kebutuhan untuk melindungi atau
mempertahankan status akan
megesampingkan kemungkinan ini. Orang yang merasa sangat terancam akan
menggunakan mekanisme pertahanan dengan mengesampingkan semua tingkah laku yang
yang lebih realistik dan membatasi kesempatan untuk mengembangkan cara
bertingkah laku yang lebih efektif.
Rasionale
untuk Mekanisme-Mekanisme Pertahanan.
Dalam beberapa cara
kita cenderung menyangkal atau menolak maksud kita untuk memanipulasi
aspek-aspek psikologis atau menusiawi lingkungan kita. Kita dicegah untuk
mengakui atau menerima tingkah laku kita karena kita telah diajarkan bahwa
tidak baik kalau mementingkan diri kita sendiri. Kita diharpkan bisa menyangkal
diri kita sendiri dan mebiarkan orang lain pergi yang pertama, memilih yang
pertama, dan menjadi yang pertama. Tetapi dilain pihak orang harus menjadi
penting untuk dirinya sendiri supaya tetap baik secara fisik maupun secara
psikologis. Keyakinan individu bahwa dia adalah orang yanag baik, dapat
dipercaya, dan perasaan kesejahteraannya
meurpakan frame of reference
untuk memandang dunia. Dengan demikian,terdapat pertentagan antara apa
yang ditetapkan oleh adat istiadat masyarakat dan bagaimana individu harus
benra-benar bertingkah laku. Individu bertingkah laku bertujuan untuk
meningkatkan diri. Hasilnya ialah individu tidak mempertimbangkan kepentingan
orang lain dengan baik atau juga tidak mencapai kebutuhan interpersonalnya
sendiri dengan efektif. Interaksi manusia yang sehat tidak mengurangi pengaruh
orang lain. Interaksi itu pada dasarnya
saling menghasilkan pertumbuhan yang memuaskan. Individu tetap tergantung pada
orang lain untuk perasaan-perasaan dan pengetahuan tentang dirinya sendiri.
Individu membenarkan diri, tingkah laku, dan sikap terhadap situasi di
sekitarnya berdasarkan umpan balik yang diperoleh individu dari orang lain.
Inilah proses yang disebut Freud, “penguji terhadaap kenyataan” (reality
testing) . suatu prinsip yang penting disini adalah tingkah laku yang didasari
dapat dikontrol dan diperbaiki. Sejauh orang tidak menyadari apa yang dilakukan
dan tidak dapat mengamati akibat-akibatnya, maka dia tidak dapat melihat alasan
dan petunjuk untuk berubah dan tumbuh secara psikologis. Ini adalah salah satu
fungsi yang penting dari konseling dan psikoterapi.
Ada perbedaan dan
persamaan pendapat di kalangan
orang-orang yang mempelajari tingkah laku manusia mengenai apa sebabnya
mekanisme-mekasnisme tersebut digunakan. Ada yang berpendapat bahwa mekanisme
pertahanan itu adalah cara-cara untuk melarikan diri dan mengelak dari atau
tidak mengindahkan frustasi dan ancaman (Locke,1975). Selain itu orang lain
berpendapat bahwa mekanisme pertahanan itu adalah sarana untuk melindungi dan
meningkatkan diri (Coleman, 1976). Dan orang lain berpendapat bahwa mekanisme
pertahanan adalah usaha-usaha khusus untuk menanggulangi stres psikologis yang
disebabkan oleh konflik di antara tuntutan yang penting. Dan pandangan
psikoanalisis mengemukakan bahwa pertahanan ego adalah usaha untuk
mempertahankan ego dari kecemasan yang dialami secara sadar (Wilson,1969).
Kecemasan adalah Pervasive dalam
Mekanisme-Mekanisme Pertahanan
Kesulitan dalam menggambarkan kcemasan
telah menimbulkan banyak definisi karena orang akan menjadi bingung oleh
banyaaknya definisi yang dikemukakan, maka disini hanya diutarakan tiga
definisi mengenai kecemasan, yaitu:
1.
Suatu perasaan yang berlebihan terhadap
ketakutan, kekhawatiran, dan bencana yang akan datang (Goldenson, 1970:90).
2.
Kesadaran akan tegangan yang tidak
menyenangkan (Menniger, 1963:128);
3.
Kekhawatiran yang disebabkan oleh suatu
ancaman terhadap nilai yang dianggap
individu sangat penting terhadap eksistensinya sebagai suatu diri (May,
1967:72).
Levitt (1967) Mengemukakan beberapa perbedaan
dan gambaran mengenai kedua kondisi tersebut, yakni:
1.
Kecemasan berbeda dengan ketakutan,
terjadi bila tidak ada objek khusus yang ditakuti itu dapat diidentifikasi.
Orang yang cemas akan takut bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi, tetapi mereka
sendiri tidak mengetahui apa yang ditakuti itu.
2.
Ketakutan adalah suatu reaksi yang
sebanding dengan bahaya yang objektif yang dipersepsikan. Sebaliknya kecemasan
adalah suatu reaksi yang tidak sebanding dengan situasi aktual serta bersifat subjektif dan imajinatif.
3.
Kecemasan mungkin lebih merupakan
malapetaka karena cara-cara untuk melarikan diri atau untuk menangani masalah
itu tidak ada.
4.
Reaksi-reaksi fisiologis tubuh sama
dengan tidak memperhatikan apakah orang itu mengalami ketakutan atau kecemasan.
5.
Ketakutan bersifat sementara dan dapat
ditangani dengan lebih mudah, sedangkan kecemasan kurang akut, tetapi akan
tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Tegangan yang
disebabkan oleh kecemasan sangat tidak menyenangkan sehingga orang akan
melakukan sesuatu untuk menghindarinya. Bila dia takut ia akan mereduksikan
tegangan dengan cara menarik diri dari, menyerang, bergabung dengan, atau
menyerah kepada hal yang menakutkan itu. Kecemasan adalah difus (diffuse) dan
berisfat umum , bukan merupakan reaksi terhadap suatu hal khusus. Karena itu
jauh lebih sulit menangani tegangan yang disebabkan oleh kecemasan dengan mengambil tindakan.
Apabila orang tidak
dapat mempersepsikan apa yang menjadi tindakan konstruktif, maka mekanisme
pertahana digunakan sebagai sarana pengganti yang tidak adekuat.. dengan kata
lain mekanisme-mekansime tidak menghilangkan faktor yang menyebabkan tegangan ,
melainkan berusaha menghindari penelitian secara sadar kondisi tersebut dan
dengan demikian ikut mempertahankan kecemasan.
Mekanisme-Mekanisme
Pertahanan Bukan Simton-Simton Penyakit Mental.
Kecenderungan umum yang
menganggap mekanisme-mekanisem pertahanan sebagai permulaan penyakit mental
menyebabkan banyak orang menolak dengan keras untuk menggunakan istilah teknis
mekanisme pertahanan. Penolakan tersebut bertolak dari pandangan bahwa individu
yang adekuat, kompeten, yang dipuji oleh masyarakat atau kebudayaan kita, dan
yang kita cita-citakan tidak memiliki kelemahan-kelemahan tersebut. Pada
dasaranya orang harus mampu menyukai dirinya itu apa dan menerima apa yang
dilakukannya bila dia menggunakan mekanisme-mekanisme pertahanan dan melakukan
penipuan terhadap diri sendiri.
Teknik-teknik mekanisme
pertahanan dalam uraian yang berikut dibagi atas dua kelompok, yakni penarikan
diri dan kapitulasi. Teknik-teknik penarikan diri adalah teknik yang digunakan
pertama-tama untuk melarikan diri atau menarik diri dari situasi yang
mengancam. Sedangkan teknik kapitulasi adalah teknik yang memungkinkan
seseorang menyerah dan tinggal dalam situasi yang merendahkan diri sendiri
tanpa kehilangan harga diri.
Sistem-Sistem
Kombinasi
Perlu dikemukakan juga
bahwa tidak ada satupun dari mekanisme pertahanan itu berfungsi terlepas dari
yang lainnya. Misalnya, orang tidak dapat memproyeksikan kesalahan pada orang
lain tanpa merasionalisasikan tingkah lakunya. Orang tidak dapat memindahkan
perasaan bermusuhan dan tetap melihat dirinya dapat diterima tanpa memebenarkan
tindakan-tindakannya. Dia mungkin tidak dapat mengintroyeksikan nilai-nilai
dari orang lain atau kelompok yang lebih kuat tanpa suatu perasaan
identifikasi.
TEKNIK-TEKNIK PENARIKAN DIRI
Cara untuk melakukan penyesuaian diri
sosial adalah meninggalkan, melarikan diri, menjauhi apa saja yang menimbulkan
tekanan atau tegangan. Ini dapat dilakukna entah dengan cara meninggalkan
secara fisik atau meninggalakan secara psikologis.
Tetapi menarik diri
hanya menghindari diri dari masalah yang dihadapi. Apa yang dilakukan itu tidak
mengontrol masalah itu atau tidak berusaha melakukan perubahan-perubahan. Apa
yang dilakukan ini adalah reaktif dan tidak proaktif serta tidak memajukan
sikap-sikap positif dan penasaran-penasaran adekuat tetang diri sendiri.
Dalam hal ini orang
menarik diri untuk menyusun kembali kekuatan-kekuatan atau untuk memikirkan
cara-cara yang efektif untuk menyesuaikan diri. hanya bila seseorang
menggunakannya dengan mengesampingkan cara-cara lain – bila tidak memikirkan
pilihan-pilihan lain dan menarik diri sudah menjadi kebiasaan – maka hal itu
menjadi masalah yang perlu diperhatikan.
Diantara
mekanisme-mekanisme yang dapat dikategorikan sebagai teknik-teknik penarika
diri adalah represi, supresi, isolasi (disasosiasi), penolakan (negativisme),
menarik perhatian, regresi, fiksasi, insulasi, fantasi, disosiasi, dan
konversi.
Represi
Represi adalah suatu
proses tak sadar dimana pikiran-pikiran yang memalukan, kenangan-kenangan yang
mengakibatkan perasaan bersalah, pengalaman-pengalaman yang menyakitkan, atau
perkerjaan-pekerjaaan yang tidak menyenangkan disingkirkan dari kesadaran ke
dalam ketaksadaran.
Konsep Freud tentang
ketaksadaran ada hubungannya dengan proses represi. Menurut teori psikoanalisis
Freud, dorongan-dorongan dan perasaan biologis yang bersifat kebinatangan dari
id tidak dapat diterima atau dilarang oleh superego. Untuk mereduksi konflik
(polaritas) atara dua komponen kepribadian ini, ego merepresikan ke dalam
ketaksadaran apa yang bermusuhan atau yang berlawanan dengan superego.
Perasaan bersalah dan
kecemasan lebih banyak disebabkan oleh keragu-raguan diri dan perasaan-perasaan
tidak adekuat. Konsep tentang “orang yang baik” harus memasukan juga konsep
“orang yang mampu menyesuaikan diri dengan baik dan bahagia” sehingga orang
akan menjadi kalut dan merasa tidak terpenuhi serta merasa bersalah bila dia
tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik dan tidak bahagia. Menurut beberapa
pengarang (Malcolm, 1971; Ruitenbeck, 1964), kita sudah biasa menjadi cemas
yang diakibatkan oleh rasa cemas dan tidak bahagia sebab kita tidak begitu
bahagia sebagaimana kita berpikir bahwa kita seharusnya bahagia, dan tidak
mampu menyesuaikan diri karena harapan-harapan kita untuk kesenangan dan
penyesuaian diri tidak terpenuhi. Seperti telah dikemukakan (Maslow, 1970),
bila kebutuhan-kebutuhan fisiologis dan kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman dipenuhi,
maka individu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan akan cinta, memilik,
penghargaan, dan aktualisasi-diri.
Supresi
Supresi adalah kontrol
yang dilakukan secara sadar dan sengaja terhadap pikiran-pikiran atau
implus-implus yang dapat diterima atau tidak diinginkan. Mekanisme ini
digunakan dengan tujuan yang sama dengan represi, tetapi melibatkan hasrat
sadar dari individu.
Baik represi maupun
supresi mengandung nilai-nilai penyesuaian diri untuk meredakan
tegangan-tengangan hidup. Keduanya memungkinkan individu menyingkirkan persepsi
yang membingungkan atau menggelisahkan sehingga dia tidak selalu dikacaukan
oleh rentetan gangguan emosi. Represi dan supresi mencegah menumpuknya
kesedihan dan kecemasan yang menyebabkan kita menjadi sangat tegang. Tetapi
mekanisme-mekanisme ini hendaknya jangan digunakan terlalu sering karena dapat
mengakibatkan disorganisasi tingkah laku. Berbagai simtom, seperti tics,
kecemasan yang kronis mungkin merupakan saluran dari hal-hal yang ditekan itu.
Isolasi
(Disasosiasi)
Teknik ini memutuskan
individu dari situasi yang menimbulkan stress. Dia memisahkan sikap-sikap yang
kalau disatukan akan menimbulkan konflik atau kecemasan. Isolasi mungkin
berupa:
Berpindah secara fisik
dari daerah-daerah yang tidak disenangi atau tidak meneruskan suatu kegiatan
karena orang merasa terancam.
Memisahkan salah satu ide atau keyakinan
yang kuat dari nilai lain yang sudah berurat berakar, tetapi berlawanan
Misalnya, seorang pengusaha mungkin
menyanjung-nyanjung cinta persaudaraan dan martabat manusia. Dia memisahkan
kebajikan ini dari pemerasan tanpa belas kasihan terhadap karyawan-karyawannya.
Isolasi – seperti semua
mekanisme penyesuaian diri yang lain, kecuali represi – adalah suatu respons
yang baik bahkan sangat perlu. Ini baru menjadi gejala ketidakmampuan
menyesuaikan diri kalu digunakan secara berlebihan. Bahkan juga dalam beberapa
hal, kadang-kadang tingkah laku ini memungkinkan seseorang mempertahankan
kesehatan mentalnya yang relatif baik.
Individu yang melakukan
isolasi secara berlebihan pada masa kanak-kanak dan pada masa remaja sedikit demi sedikit mebatasi kemampuannya dalam
menangani lingkungan personal dan impersonalnya.
Pengunaan isolasi
secara berlebih-lebihan merupakan tanda bahaya dan mungkin akan menimbulkan
kekalutan yang berat terlebih jika ditambah dengan lamunan yang terlalu banyak.
Dua mekanisme penyesuaian diri ini merupakan ciri-ciri khas dari beberapa
bentuk skizofrenia. Tetapi tidak boleh disimpulkan bahwa setiap orang yang
mengisolasikan diri adalah orang yang psikotik.
Alasan pokok bagi pelarian
diri ke isolasi ialah mekanisme ini akan melepaskan diri dari tegangan walaupun
hanya sementara saja. Demikian juga halnya dengan mekanisme-mekansime
penyesuaian diri yang laib. Penyebab-penyebab tegangan berbeda-beda menurut
individu dan lingkungannya.
Penolakan
(Negativisme)
Penolakan (negativisme)
adalah penarikan diri yang agresif. Teknik penolakan ini adalah mekanisme
penghindaran diri yang diperlihatkan dengan melakukan perlawanan aktif atau
pasif terhadap tuntutan-tuntutan dari luar yang dikenakan pada individu.
Dikatakan aktif kalau orang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang
mesti dilakukannya; dikatakan pasif kalau dia menghindari perbuatan yang
diharapakan supaya dia melakukannya dan ini dilakukan dengan beberapa cara:
Individu mungkin
mengemukakan segala macam alasan mengapa suatu tindakan yang diajukan tidak
akan berjalan. Dia mengembangkan keraguan sebanyak-banyaknya mengenai
pengetahuan untuk bergerak ke suatu tujuan tertentu.
Individu mungkin
mengembangkan suatu penyakit yang menghalanginya memasuki suatu situasi yang
menimbulkan stress.
Individu mungkin melarikan diri dari
kenyataan dengan kemukakaan bahwa suatu kegiatan lain (misalnya pekerjaan
dikantor) sangat banyak menguras perhatian dan energinya sehingga dia tidak
memiliki waktu dan energi untuk kegiatan yang menimbulkan kecemasan.
Individu mungkin hanya
bertindak sedemikian rupa seolah-olah
kejadian yang memerlukan tindakan tidak akan terjadi.
Teknik penolakan ini berbeda dari
represi yang berfunsi mencegah pikiran-pikiran yang menyakitkan masuk ke dalam
kesadaran. Teknik penolakan ini juga berbeda dari fantasi yang mengganti
kekerasan kenyataan dengan pikiran imajinatif
yang menyenangkan. Inidividu yang menggunaka penolakan sebagai sarana
mereduksikan tekanan dan kecemasan melakukannya dengan mengembangkan
reaksi-reaksi yang membuatnya tidak mungkin berpartisipasi.
Sesungguhnya
perkembangan normal seseorang dalam masyarakat ditandai oleh dua tahap
kehidupan dimana negativisme mecapai puncaknya, yakni:
1.
Negativisme akan menjadi lebih besar pada
usia 2-6 tahun dibandingkan sebelum dan sesudah tahun-tahun ini (Hurlock,
1964).
2.
Negativisme juga akan menjadi lebih
besar pada masa remaja, suatu masa dimana individu membangun identitas yang
independen dan otonom (Erikson, 1968).
Menerima diri sendiri adalah sangat
penting bagi seorang individu untuk berfungsi secara efektif (Protinsky, 1975).
Dengan demikian, menerima devaluasi diri mungkin begitu hebat dan tak
tertahankan sehingga individu kelihatanya sama sekali tidak dapat bertindak.
Lebih baik individu didorong untuk mengembangkan dan membuktikan apa yang dapat
dilakukannya. Meskipun dia tidak berhasil pada saat melakukan negativisme,
namun dia telah memepertahankan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan untuk
dirinya sendiri. Apabila negativisme itu dikontrol dan secara selektif dan
periodik digunakan, maka ada kemungkinan dalam diri individu ada suatu semangat
keberanian untuk mempertahankan identitas dan independensinya. Tetapiu bila
seseorang melakukan negativisme secara berlebihan, maka ada kemungkinan
individu tersebut mengalami suatu cacat.
Menarik
Perhatian
Menarik perhatian
adalah tingkah laku yang dipakai seseorang sebagai cara untuk membuat
orang-orang lain melihat atau memperhatikannya. Kadang-kadang individu mencari
pernyataan setuju, tetapi dia juga dapat menerima pernyataan tidak setuju
(celaan). Apa yang terutama dicarinya iyalah menjadi pusat perhatian
sekurang-kurangnya hanya sebetar saja sehingga dia merasa dirinya berarti dan
penting.
Mekanisme penyesuaian
diri ini digunakan pada usia lebih dini daripada mekanisme-mekanisme lainnya.
Bayi menangis sebagai cara memberitahukan kepada orang-orang lain supaya
melakukan sesuatu baginya. Inilah satu-satunya cara dipakainya untuk
berkomunikasi dengan orang-orang dewasa. Dia melakukannya berkali-kali agar
mendapat respons yang memberinya hadiah.
Penyesuaian diri dengan
cara menarik perhatian sedikit banyak dilakukan sepanjang hidup orang dewasa.
Sering kali ini adalah normal, tetapi kadang-kadang juga cukup ekstrem dan
disebut eksentrik dan bisa juga sampai tidak normal. Sebuah contoh kejadian
yang ekstrem adalah seorang anak laki-laki yang naik ke puncak gendung atau
pohon yang tinggi dan mengatakan kepada orang-orang yang ada di bawah bahwa dia
akan meloncat ke bawah untuk bunuh diri. Mungkin memang maksudnya demikian atau
mungkin juga dalam keputusannya karena beratnya frustasi dan konflik yang
dialaminya ingin berusaha menarik perhatian.
Mekanisme menarik
perhatian pada orang dewasa merupakan fiksasi tingkah laku pada tingkat
kekanak-kanak yang narcisistis. Faktor-faktor seperti ketidak amanan, yang
berpangkal pada perasaan inferior, kasih sayang orang tua yang berlebihan, penilaian
prestasi yang terlalu tinggi, atau keberhasilan tanpa usaha dapat menyebabkan
mekanisme seperti itu.
Regresi
Regresi adalah proses
melepaskan kecemasan atau ancaman dengan kembali pada pikiran, perasaan, atau
tingkah laku yang ternyata tidak berhasil pada masa kehidupan yang lebih dini.
Dengan menggunakan mekanisme ini, individu tampaknya mau menunjukan dirinya
kembali sebagai seorang yang lebih muda. Anak yang merasa tidak aman berusaha
untuk menemukan rasa aman dengan memandang gurunya sebagai penganti ibunya.
Fiksasi
Pertumbuhan psikis
seseorang biasanya berlangsung secara bersinambungan dalam berbagai tahap
perkembangan. Tetapi proses dari orang yang sedang tumbuh secara psikologis tidak berjalan tanpa
saat-saat yang menimbulkan stres dan kecemasan. Kalu dianggap bahwaa mengambil
langkah yang berikutnya akan menimbulkan kecemasan, maka ego mungkin
menggunakan strategi untuk tetap tinggal pada saat sekarang yang dirasa sebagai
tahap psikologis yang lebih menyenangkan. Pertahan tersebut dinamakan fiksasi.
Secara teknis, fiksasi
adalah libido yang tetap melekat pada tahap perkembangan yang lebih awal dan
lebih primitif (Freud, 1917/1963). Sama seperti mekanisme-mekanisme lainnya,
fiksasi umumnya digunakan oleh semua orang. Orang yang terus-menerus memperoleh
kenikmatan dari memakan, merokok, atau berbicara mungkin mengalami fiksasi
oral, sedangkan orang yang terobsesi dengan kerapian (kebersihan) atau
keteraturan mungkin mengalami fiksasi anal.
Insulasi
( Insulation)
Kadang-kadang teknik
ini disebut pengumpulan emosi dan juga merupakan teknik penarikan diri. ini
adalah cara melindungi diri terhadap rasa sakit dan kekecewaan dengan cara
tidak memberik banyak perhatian kepada diri sendiri. Orang berpendapat bahwa
kalau tetap bersikap dingin, menjauhkan diri, dan tidak terlibat dianggap tidak
berbahaya dan tidak akan mengalami rasa sakit dibandingkan kalau bersikap
hangat dan ramah. Sikap dingin merupakan refleksi dari pandangan bahwa kita
tidak boleh membiarkan diri kita untuk merasakan terlalu kuat tentang segala
hal. Contoh insulasi, seorang ayah dapat memberi uang pada anak-anaknya, tetapi
dia tidak dapat mengungkapkan cintanya kepada mereka secara verbal atau
membiarkan dirinya untuk memngungkapkan berapa banyak perhatian yang
diberikannya kepada mereka.
Fantasi
Mekanisme pertahanan
lain yang dimasukkan dalam kelompok teknik penarikan diri adalah fantasi.
Fantasi adalah mekanisme mental yang dipakai seseorang untuk menggantikan
kepuasan-kepuasan yang nyata dengan kepuasan-kepuasan khayalan. Kegagalan-kegalan
dan frustrasi-frustrasi dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang sulit
ditahan, dan orang berusaha melarikan diri kedalam dunia khayalan yang
diciptakannya sendiri. Fantasi tidak merepresikan atau menolak hal-hal yang
mengganggu kesadaran, melainkan menggunakan pikiran-pikiran khayal yang lebih
menyenangkan. Apabila situasi dimana individu merasa rendah diri, maka dia
melarikan diri secara psikologis dengan cara berkhayal dan melamun. Dengan
berfantasi, orang tersebut dibawa ke tempat dimana dia dihargai dan
berpengaruh. Dengan demikian, fantasi meningkatkan perasaan-perasaan positif
tentang diri.
Fantasi ada hubungannya
dengan khayalan, dan khayalan dihargai sebagai suatu sifat kepribadian yang
kreatif. Banyak orang berpendapat bahwa masa depan dunia kita tergantung pada
perencaan yang dikhayalkan, dan organisasi-organisasi telah dibentuk untuk
mendorong khyalan yang praktis (Weber, 1973). Telah ditemukan juga bahwa
orang-orang yang aktif dan atletik-atletik cenderung memiliki (di samping
sifat-sifat lain) khayalan-khayalan produktif. Dengan demikian sebagai suatu
faktor praktis dalam penyesuaian diri, fantasi harus digunakan. Untuk
menghindari bahaya melarikan diri ke dalam fantasi, langkah-langkah praktis
harus diambil supaya tujuan yang di fantasikan diwujudkan dalam kenyataan.
Tetapi, fantasi menjadi
berbahaya dan kadang-kadang menjadi mekanisme yang melumpuhkan jika
terus-menerus disukai daripada kenyataan dan digemari sebagai cara untuk
memecahkan masalah. Dalam bentuk-bentuk yang ekstrem, sebagai suatu yang khas
pada penyesuaian diri psikotik, orang tersebut tidak dapat membedakan antara
kenyataan dalam khayalan.
Melamun sebagai salah
satu bentuk dari fantasi digunakan seseorang untuk melarikan diri dari kesulitan-kesuliatannya.
Tetapi, melamun bukan satu-satunya cara untuk melarikan diri dari kenyataan
karna orang juga dapat menggunakan cara lain dengan tidur. Tidur membantunya
menghindari kenyataan dengan menghapuskan dunia. Apabila tidak ada kebutuhan fisiologis
lagi, tidur terus-menerus merupakan mekanisme penghindaran. Jika dilakukan
secara ekstrem mungkin akan mengakibatkan stupor (keadaan setengah sadar
seperti keadaan terbius) psikosis.
Melamun adalah
pengendoran mental dan emosi, dan ini sangat menenangkan serta menyenangkan.
Seseorang mungkin berpaling pada kegiatan melamun untuk memuaskan kebutuhan
yang tidak dapat dipuaskan dalam kehidupan nyata. Jika, misalnya, dia
menginginkan popularitas tetapi dia tidak begitu tidak disukai oleh teman-teman
sebayanya, mungkin dia membayangkan dirinya dalam lamunan-lamunannya sebagai
seorang yang dikagumi serta dikerumuni dan dieluh-eluhkan oleh orang banyak,
dengan demikian dia merasa puas sekali meskipun hanya sebentar saja.
Disosiasi
Disosiasi merupakan
mekanisme dimana sekelompok proses mental dipisahkan atau disendirikan dari
kesadaran dan berjalan secara bebas atau otomatis. Hasil akhirnya mungkin
muatan atau isi mental tertentu dari
kepribadian terbelah, atau hilangnya hubungan antara pikiran dan efek, misalnya
amnesia, kepribadian ganda, somnambulisme. Gambaran yang jelas dan dramatis
dari disosiasi terlihat dalam kasus yang dikemukakan oleh Thigpen dan Cleckley
dalam “The Three Faces of Eve.” (Coville, Costello & Rouke, 1971).
Konversi
(Histeria Motorik)
Konversi (histeria
motorik) adalah teknik mengembangkan simtom-simtom fisik real yang memungkinkan
seseorang menarik diri dari sesuatu yang sulit. Konflik mental berubah menjadi
simtom fisik. Konversi berbeda dengan berpura-pura sakit, seperti orang yang
berpura-pura menderita suatu penyakit, tetapi orang yang menderita konversi
benaar-benar merasa sakit meskipun tidak ada dasar organik pada perasaannya
itu.
Konversi dapat
dilukiskan dengan kasus seorang pelajar yang penakut dan diminta untuk
berbicara di depan kelas. Dia begitu takut sehingga pikran berdiri sendiri di
depan kawan-kawannya menyebabkan dia gemetar. Mekanisme konfersi mungkin
menyebabkan tenggorakannya menyempit sehingga dia tidak dapat berbisik atau
berbicara.
TEKNIK-TEKNIK
KAPITULATIF
Kelompok kedua dari
mekanisme pertahanan adalah kapitulatif. Kapitulasi (menyerah) adalah cara
kedua untuk menyesuaikan diri. Teknik yang sering digunakan dalam teknik
kapitulatif adalah kompensasi, sublimasi, identifikasi, intelektualisasi,
rasionalisasi, proyeksi, introyeksi, transferensi, reaksi formasi, pemindahan
restitusi, memrankan dan simpatisme.
Identifikasi
Erat hubungannya dengan
mekanisme intriyeksi, nilai-nilai dari tokoh-tokoh yang berpengaruh atau yang
berkuasa adalah mekanisme identifikasi.
Inteletualisasi
Teknik ini ada
hubungannya dengan dikotomi pikiran dan perasaan. Biasa, intelektualisasi
sering digunakan orang yang sangat cerdas.
Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah
cara menemukan dalih atau alasan yang tidak dapat diterima atau yang dapat
merugikan integritas dan status pribadi.
Proyeksi
Proyeksi adalah
melemparkan pikiran atau perasaan negatif kepada orang lain. Orang tidak
menerima keslahan tsb lalu menyalahkan
orang lain. Proyeksi dilakukan dengan
tiga cara:
1.
Yakni menyebakan sebab yang terjadi
dengan kebetulan, tidak relevan dan khayalan
2.
Melihat kekurangan-kekurangan
kepribadian yang dimiliki orang lain dan (3) menyalahkan orang-orang lain atas
kesalahan sendiri.
Introyeksi
Suatu mekanisme
pertahanan dimana individu memasukkan kualitas-kulitas eksternal ke dalam
dirinya sendiri
Transferensi
Transferensi: suatu
mekanisme pertahanan dimana individu mengalihakan perasaan-perasaannya yang
negatif atau positif terhadap seseorang kepada orang lain karena ia
mengidentifikasikan keduanya
Pembentukan
Reaksi
Pembentukan reaksi: suatu
mekniasme pertahanan dimana seseorang merepresikan suatu impuls dan menggunakan
suatu bentuk tingkah laku yang berlawanan dengan impuls tersebut. Biasanya
tingkah laku itu dipamerkan secara berlebihan. Misalnya seorang ibu yang sangat
benci kepada anaknya tetapi kebencian itu direpresikan dan sebaliknya ia
menunjukkan bahwa ia sangat mencintai anaknya dan hal itu diperlihatkan dengan
cara anak itu diantar ke sekolah dan dikawal seorang bodyguard
Pemindahan(diplacement)
Pemindahan
(displacement); suatu bentuk mekanisme pertahanan yang memindahkan impuls
terhadap objek-objek yang tidak mengancam atau tidak dapat diterima kepada
objek-objek yang lebih dapat diterima atau lebih aman
Pertobatan
Restitusi/pertobatan;
suatu mekanisme pertahanan dengan mana individu melakukan suatu upacara
(ritual) yang bertujuan untuk menghilangkan akibat dari apa yang dilakukan
sebelumnya
Memerankan
Memerankan (acting
out): suatu mekanisme pertahanan dengan mana individu tidak merepresikan atau
tidak mengekang impuls-impuls yang dilarang oleh masyarakat tetapi ia
menggunakan impuls-impuls tersebut dengan sengaja supaya kecemasannya
direduksikan
Simpatisme
Simpatisme: suatu
mekanisme pertahanan dengan mana individu mengungkapkan kemalangan yang
dideritanya dengan tujuan supaya orang-orang lain mengaguminya atau
menghormatinya.
Disusun Oleh:
Arindi Azraningtyas Putri 11512134
Intan Sylvia Febra Arini 13512758
Wina Rizka Utami 17512726
1 komentar:
Casino Apps in Florida | JSKR
It's easy to 강릉 출장마사지 see 논산 출장안마 why this operator 포천 출장마사지 is considered one of the leading gambling sites 춘천 출장마사지 in the 광주광역 출장마사지 state. And the casino offers more than 800 slots and video poker games.
Posting Komentar