1. Pengorganisasian Struktur Manajemen
Menurut
Bateman & Snell (2008) pengorganisasian (organizing) adalah mengumpulkan dan mengorganisasikan manusia,
keuangan, hal-hal fisik, hal yang bersifat informasi, dan sumber daya lainnya
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Fungsi
pengorganisasian sebagi menciptakan sebuah oraganisasi yang dinamis. Secara historis,
pengorganisasian meliputi menciptakan sebuah bagan organisasi dengan
mengidentifikasi fungsi-fungsi bisnis, membangun hubungan-hubungan pelaporan,
dan memiliki departemen personalia yang mengurus rencana-rencana,
program-program dan kertas kerja.
2. Actuating dalam Manajemen
Menurut
Alam (2007) Pelaksanaan (actuating) adalah
suatu fungsi manajemen untuk menggerakan orang-orang agar bekerja sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Banyak
orang yang mengambil kesimpulan bahwa fungsi manajemen pelaksanaan merupakan
fungsi yang paling penting karena berhubungan dengan sumber daya manusia.
Menurut
Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
a. Memperlakukan
pegawai dengan sebaik-baiknya
b. Mendorong
pertumbuhan dan perkembangan manusia
c. Menanamkan
pada manusia keinginan untuk melebihi
d. Menghargai
hasil yang baik dan sempurna
e. Mengusahakan
adanya keadilan tanpa pilih kasih
f. Memberikan
kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g. Memberikan
dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
h. mengolah
input guna mencapai tujuan organisasi.
3. Mengendalikan Fungsi Manajemen
Menurut
Amsyah (1977) pengawasan (controlling)
adalah kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan
apakah pelaksanaanya sudah dikerjakan sesuai dengan perencanaan, sudah sampai
sejauh mana kemajuan yang dicapai, dan perencanaan yang belum mencapai
kemajuan, serta melakukan koreksi bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan
sesuai rencana.
·
Tipe-tipe controlling
1) Pengawasan pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya
penyimpangan dari standar atau tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.
2) Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan.
Merupakan proses di mana aspek tertentu
dari suatu prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3) Pengawasan umpan balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan.
4. Motivasi
Motivasi
berasal dari bahasa Latin movere yang
berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to
move. Motivasi diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk berbuat (driving
force).
Ada
beberapa teori motivasi yaitu :
1) Teori
hierarki kebutuhan
Teori
motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham
Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki
dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan
fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan
emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan
persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan
aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri
sendiri).
2) Teori
X dan teori Y
Douglas
McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer
berhubungan dengan para karyawan.Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan
manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi
tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan
berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
3) Teori
motivasi kontemporer
Teori motivasi
kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang
menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan. Teori
motivasi kontemporer mencakup:
·
Teori kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland
dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan
McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
ü Kebutuhan
berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras
untuk berhasil.
ü Kebutuhan
berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
ü Kebutuhan
berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah
dan akrab.
·
Teori evaluasi kognitif
Teori evaluasi kognitif adalah
teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk
perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi
tingkat motivasi secara keseluruhan.
·
Teori penentuan tujuan
Teori penentuan tujuan adalah teori
yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi
kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus
dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
·
Teori penguatan
Teori penguatan adalah teori di
mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi
teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa
yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
·
Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori bahwa
individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan
masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk
menghilangkan ketidakadilan.
Sedangkan
motivasi kerja adalah sesuatu yang menciptakan semangat kerja karyawan atau
pekerja, termaksud diantaranya adalah kata-kata pembangkit semangat.
5. Kepuasan Kerja
Menurut
Tangkilisan (2005) kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan
seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.
Menurut
Levi (2002) ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:
1) Pekerjaan
itu sendiri (work it self)
Setiap pekerjaan memerlukan suatu
keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya
suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam
melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2) Atasan
(supervision)
Atasan yang baik berarti mau
menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai
figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3) Teman
sekerja (workers)
Merupakan faktor yang berhubungan
dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik
yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4) Promosi
(promotion)
Merupakan faktor yang berhubungan
dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama
bekerja.
5) Gaji/Upah
(pay)
Merupakan faktor pemenuhan
kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Menurut Baron & Byrne (1994)
ada dua kelompok faktor yang menentukan kepuasan kerja, yaitu:
1) Faktor
organisasi yang berisi kebijaksanaan perusahaan dan iklim kerja.
2) Faktor
individual atau karakteristik karyawan. Pada faktor individual ada dua
predictor penting terhadap kepuasan kerja yaitu status dan senioritas. Status
kerja yang rendah dan pekerjaan yang rutin akan banyak kemungkinan mendorong
karyawan untuk mencari pekerjaan lain, hal itu berarti dua faktor tersebut
dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja dan karyawan yang memiliki ketertarikan
dan tantangan kerja akan lebih merasa puas dengan hasil kerjanya apabila mereka
dapat menyelesaikan dengan maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Amsyah, Z. (1977). Manajemen sistem informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
S, Alam. (2007). Ekonomi 3. Jakarta: Erlangga
Bateman, T.S., & Snell, S.A. (2008).
Manajemen edisi 7 kepemimpinan dan
kolaborasi
dalam
dunia yang kompetitif buku 1. Jakarta: Salemba
Empat
Tangkilisan, H.N.S. (2005). Manajemen publik. Jakarta: PT. Grasindo
http://www.ruslani.com/kata-semangat-motivasi-kerja-karyawan.html