CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 09 November 2014

Tulisan Pertemuan 2

Belajar dari Tianjin, Jokowi akan Kembangkan 24 Pelabuhan di Indonesia
Rachmadin Ismail - detikNews

Beijing - Pembangunan infrastruktur adalah program mutlak bagi Presiden Joko Widodo. Salah satu yang paling penting adalah membangun pelabuhan yang mumpuni. Salah satu pelabuhan yang layak ditiru adalah di Tianjin, Tiongkok.

Setelah meninjau pelabuhan Tianjin, Jokowi berbicara pada wartawan soal rencana jangka panjangnya dalam pembangunan pelabuhan. Untuk 5 tahun ke depan, ada 24 pelabuhan yang siap dibangun, dengan sistem konektivitas dan efisiensi terinspirasi dari Tianjin.
"Rencananya kita akan mengembangkan 24 pelabuhan dalam 5 tahun ini. Oleh sebab itu kenapa kita ke Tianjin, karena ini adalah perusahaan terbesar dan arah pengembangan ke depan," kata Jokowi di kereta cepat saat kembali dari Tianjin menuju Beijing, Minggu (9/11/2014).

Tak hanya pelabuhan, pembangkit listriknya pun akan dipelajari. Lalu memaksimalkan kemungkinan pembangunannya yang terintegrasi dengan pelabuhan dan zona industri.

"Jadi satu kenapa? menjadi lebih efisien, membawa barang ke pelabuhan dekat. Menarik listrik ke industri dekat, inilah yang terus kita ingin pelajari kan. Kenapa barang-barang mereka sangat kompetitif dan efisien, salah satunya terintegrasinya pelabuhan pembangkit listrik dan zona industri," paparnya.

Mulai tahun 2015, kata Jokowi, bakal ada empat pelabuhan yang dibangun. Dananya bisa berasal dari investasi atau APBN. Lokasinya di mana? Jokowi masih belum mau membocorkan.

"Nanti saya sebut," tambahnya.

Nilai investasinya juga belum mau dibocorkan Jokowi. Namun dia sempat menanyakan biaya pembangunan pelabuhan adalah Rp 70 triliun.

"Tianjin itu pelabuhan sangat efisien, pembangkit listrik saya tanyakan hanya 6 sen (per mega watt). Saya selalu tanya biaya, kereta cepat, antara Rp 150-200 miliar per kilometer," ungkapnya.

Dari kasus diatas, menurut saya yang di lakukan oleh Bapak jokowi adalah termasuk ke dalam motivasi kerja. Dan jika dikatian dengan teori, kasus tersebut cocok dengan teori penentuan tujuan yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama, tujuan tersebut adalah tujuan untuk bekerjasama yang membuat Indonesia menjadi lebih maju.

Sumber

http://news.detik.com/read/2014/11/09/214653/2743307/10/belajar-dari-tianjin-jokowi-akan-kembangkan-24-pelabuhan-di-indonesia?991101mainnews

Minggu, 12 Oktober 2014

Tulisan Pertemuan 1

Ketua MPR dan DPR Ditantang Buktikan Integritas 

Kata integritas berasal dari bahasa Inggris yakni integrity, yang berarti menyeluruh, lengkap atau segalanya. Kamus Oxford menghubungkan arti integritas dengan kepribadian seseorang yaitu jujur dan utuh. Ada juga yang mengartikan integritas sebagai keunggulan moral dan menyamakan integritas sebagai “jati diri”. Integritas juga diartikan sebagai bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik, Dengan kata lain integritas diartikan sebagai “satunya kata dengan perbuatan.
            Dalam organisasi integritas sangat penting dan berpengaruh sangat besar, karena di dalam sebuah organisasi dibutuhkan kejujuran, komitmen yang utuh, dan tindakan yang konsisten sesuai dengan arti dari integirtas tersebut. Oleh karena itu, untuk membangun sebuah organisasi yang memiliki kualitas, maka integritas harus menjadi suatu karakter dasar yang harus dimiliki setiap pemimpin maupun bawahan dalam bertindak. Agar menjadi suatu kebanggaan dalam meraih tujuan yang ingin dicapai bersama.

Contoh Kasus:
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Indonesian Institute for Development and Democracy, Arif Susanto, menantang Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat 2014-2019 Zulkifli Hasan membuktikan integritasnya. Sebab, kata dia, politikus Partai Amanat Nasional itu pernah berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Ketua MPR terpilih wajib membuktikan kekayaannya berasal dari hasil kerja yang legal," katanya di Menteng Huis, Jakarta, Ahad, 12 Oktober 2014. (Baca: Beda JK, Akbar, dan Ical Versi Poros Muda Golkar)

Menurut catatannya, Zulkifli pernah dipanggil ke KPK sebagai saksi terkait dengan tukar guling lahan di Kabupaten Bogor. Kasus itu, menurut Arif, menjerat Bupati Bogor nonaktif Rachmat Yasin, yang kini sudah menjadi terdakwa korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung.

"Melihat rekam jejak Zulkifli sebagai Menteri Kehutanan juga tidak memuaskan, sebab kementerian itu berada di peringkat 17 pada indeks instansi dengan integritas terburuk di Indonesia," katanya. Arif menambahkan, indeks itu dirilis oleh KPK pada 2013.

Tantangan pembuktian integritas, menurut Arif, juga berlaku bagi Setya Novanto, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat 2014-2019. Politikus Partai Golkar itu, ujar dia, bahkan diperiksa sebagai saksi dalam beragam kasus dari proyek Pekan Olahraga Nasional di Riau dan KTP elektronik. (Baca: Satu Angpau untuk Berdua di Rumah Menteri Zulkifli)

"Pembuktian bukan seperti Anas yang sesumbar digantung di Monas, tapi beranikah harta kekayaan mereka diaudit oleh KPK?" ujarnya.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang dirilis KPK, kekayaan Zulkifli Hasan pada 2013 mencapai Rp 24,43 miliar dan US$ 50 ribu. Nominal itu bertambah sekitar Rp 600 juta dan US$ 50 ribu sejak jadi Menteri Kehutanan. Adapun pundi-pundi kekayaan Setya Novanto mencapai Rp 73 miliar dan US$ 17.781 per 2009. Jumlah itu naik 100 persen dari hartanya pada 2001 yang bernilai Rp 35 miliar. (Baca: Setya dan Fahri Dicurigai Mau Lumpuhkan KPK)

Sumber:
http://sabda.org/artikel/makna_sebuah_integritas

Tugas Pertemuan 1

MANAJEMEN, KEPEMIMPINA, DAN PERENCANAAN

A.    Manajemen
1.      Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno yaitu “menagement” yang memiliki arti seni, melaksanakan, dan mengatur. Karenanya manejemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli terhadap istilah manajemen. Definisi Manajemen secara (umum) metode/teknik atau proses untuk mencapai tujuan tertentu secara sistematik dan efektif melalui tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (Actuating) dan pengawasan (controlling) dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien.
Beberapa pengertian manajemen menurut para ahli-ahli adalah sebagai berikut:
1.      Horold Koontz dan Cyril O'donnel : Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
2.      R. Terry : Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3.      James A.F. Stoner : Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang telah ditetapkan.
4.      Menurut Lawrence A. Appley : Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
5.      Mary Parker Follet : The art of getting things done through the others (seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain)
6.      Ricky W. Griffin : Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien

2.      Jenis-jenis Manajemen
a)      Berdasarkan hirarki
1.      Manajemen puncak :
·         Bertangung jawab terhadap kesuluruhan kegiatan
Contoh: direktur-direktur, CEO
2.      Manajemen menengah
·         Melaksanakan tujuan, strategi dan kebijakan yang telah dilakukan manajemen puncak
·         Mengkoordinasikan dan mengarahkan aktivitas tingkat bawah dan karyawan
Contoh: manajer pemasaran, manajer produksi dll
3.      Manajemen tingkat bawah
·         Mengawasi karyawan secara langsung
Contoh: supervisor, pengawas dll
b)      Berdasarkan fungsi
1.      Manajer umum
·         Mengawasi unit tertentu yang mempunyai beberapa tanggung jawab sekaligus
Contoh: Manajer divisi
2.      Manajer fungsional
·         Bertanggung jawab terhadap satu aktivitas
Contoh: manajer pemasaran, manajer keuangan dll
c)      Tingkatan manajemen dan ketrampilan
1.      Manajemen puncak
·         Lebih membutuhkan ketrampilan konseptual skill
2.      Manajemen menengah
·         Lebih membutuhkan ketrampilan manusiawi / human skill
3.      Manajemen tingkat bawah
·         Lebih membutuhkan ketrampilan teknis
·         Ketrampilan analitis dan konseptual

3.    Pengertian Psikologi Manajemen dan Tujuannya
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia, sedangkan manajemen adalah sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jadi bisa disimpulkan bahwa psikologi manajemen adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Lebih singkatnya psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Tujuannya adalah untuk mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

B.     Kepemimpinan
1.      Pengertian Kepemimpinan
Beberapa pengertian kepemimpinan menurut para hali-ahli yaitu:
1.      Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) : Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
2.      Menurut Young (dalam Kartono, 2003) : Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
3.      Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
2.      Teori Kepemimpinan
8 teori kepemimpinan
1)      The ‘Great Man’ theory
Thomas Carlyle (1888), Herbert Spencer (1896)
Kepemimpinan adalah kemampuan yang melekat—pemimpin besar dilahirkan, bukan dibentuk. Pemimpin besar muncul sebagai heroic, mitos, dan ditakdirkan karena diperlukan. Disebut ‘great man’ karena pada saat itu pemimpin dianggap kualitas laki-laki
2)      Trait theory
Gordon Allport (1937), Hans Eysenck (1967)
Pemimpin terbentuk karena perilaku warisan karakteristik perilaku tertentu yang dimiliki seseorang. Tetapi, jika perlilaku tertentu adalah indicator kepemimpinan, mengapa banyak orang yang memiliki sifat kepemimpinan tetapi tidak menjadi pemimpin?
3)      Contingency theory
Joan Woodward (1958), Fiedler, FE (1958)
Kepemimpinan dipengaruhi oleh variable-varible lingkungan yang menentukan gaya kepemimpinan. Tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik untuk semua situasi. Keberhasilan pemimpin tergantung pada sejumlah variable, termasuk gaya kepemimpinan, kualitas para pengikut, dan aspek lingkungan.
4)      Situational theory
Hersey and Blanchard (1977)
Pemimpin harus memilih tindakan yang terbaik berdasarkan situasi yang sedang dihadapi. Gaya kepemimpinan berbeda-beda tergantung situasi berlainan. Misalnya di tengah cendekiawan gaya kepemompinan demokratis mungkin paling tepat diterapkan.
5)      Behavioral theory
Skinner (1967), Bandura (1982)
Sesuai prinsip ‘behaviorism’ seorang pemimpin besar dapat dibentuk, tidak selalu karena dilahirkan atau dimitoskan. Kepemimpinan tergantung pada tindakan, bukan pada kualitas mental atau kondisi internal. Setiap orang dapat memiliki jiwa kepemimpinan melalui cara pembelajaran, observasi dan karena pengalaman.
6)      Participative theory
Robert House (1996)
Gaya kepemimpinan yang ideal adalah mendorong partisipasi dan kontribusi anggota kelompok. Anggota kelompok merasa lebih memiliki dan berkomitmen pada proses pengambilan keputusan dan pencapian tujuan organisasi. Untuk memotivasi partisipasi, pemimpin harus terbuka pada masukan anggota kelompok.
7)      Transactional theory
Max Weber, Bernard Bass (1981)
Teori transaksional, atau teori manajemen, berfokus pada peran pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok karyawan. Teori ini mendasarkan pada system reward and punishmen—karyawan dihargai apabila sukses dan ditegur atau dihukum apabila melanggar aturan yang disepakati.
8)      Transformational theory
James Macgregor Burns (1978; Bernard Bass (1981)
Teori transformasional atau teori relationship, berfokus pada pola hubungan antara pemimpin dan pengikutnya. Pemimpin memotivasi dan menginspirasi orang agar meilhat kepentingan tugas. Pemimpin memperhatikan potensi orang dan memiliki standar etika dan moralitas kepemimpinan yang tinggi.

C.     Perencanaan
1.      Pengertian Perencanaan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

2.      Manfaat Perencanaan
·         Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
·         Membantu dalam kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama
·         Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
·         Pemilihan berbagai alternatif terbaik
·         Standar pelaksanaan dan pengawasan
·         Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
·         Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
·         Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
·         Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
·         Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, dan menghemat waktu, usaha dan dana.
3.      Jenis Perencanaan dalam Organisasi
Menurut Marwan Asri dan John Suprihanto (1986:33) bahwa perencanaan dapat dipecah menjadi beberapa macam:
1)      Menurut jangka waktunya
Menurut jangka waktunya, perencanaan dapat dikelonpokkan menjadi:
a.       Perencanaan jangka panjang.
b.      Perencanaan jangka pendek,
2)      Menurut ruang lingkupnya.
Menurut ruang lingkupnya, perencanaan dapat dibagi menjadi 3 macam:
a.       Perencanaan fisik.
b.      Perencanaan fungsional.
c.       Perencanaan menyeluruh.





Jumat, 02 Mei 2014

Mekanisme-Mekanisme Pertahanan dan Penyesuaian

MEKANISME-MEKANISME PERTAHANAN DAN PENYESUAIAN DIRI

            Tipe-tipe tingkah laku yang dinamakan mekanisme-mekanisme pertahanan pada mulanya dikenal sebagai mekanisme pertahanan ego yang dikemukakan oleh Freud dan para pengikutnya. Kemudian cara yang sama untuk bertindak digambarkan sebagai teknik-teknik dasar penyesuaian diri. Mekanisme ini dapat diistilahkan dengan pelindung-pelindung konsep diri atau self – concept. Walaupun mekanisme ini diberi sebutan yang berbeda, tetapi umum menerima bahwa mekanisme ini merupakan cara-cara berharga yang digunakan individu untuk mengungkapkan tindakan-tindakannya. Mekanisme-mekanisme pertahanan telah disajikan sebagai “Games People Play” (Berne, 1964) dan transaksi-transaksi (Harris, 1969; James, 1967;). Orang-orang lain telah menggambarkan tingkah laku tersebut sebagai system interaksi dan komunikasi.

Mekanisme-Mekanisme Pertahanan

Ciri Khas Mekanisme-Mekanisme Pertahanan: Untuk memahami mekanisme pertahanan, cara bagaimana digunakan, dan hasilnya, maka akan lebih berguna apabila diperhatikan hal-hal berikut.

·         Mekanisme-mekanisme Pertahanan adalah Tingkah Laku-Tingkah Laku Normal.
Dalam batas tertentu, mekanisme pertahanan ini digunakan oleh setiap orang. Mekanisme ini bukanlah cara bertingkah laku yang hanya digunakan oleh orang yang mengalami gangguan emosional, tetapi juga merupakan tingkah laku normal dari semua orang dalam situasi yang mengancam ego mereka (Goldenson, 1970).  Mekanisme pertahanan merupakan sarana yang digunakan untuk memenuhi kepuasan suau kebutuhan secara tidak langsung sehingga tegangan akan direduksikan dan harga diri dipertahankan. Karena frustasi dialami oleh setiap orang dan karena setiap orang mempertahankan egonya, maka setiap orang juga menggunakan mekanisme-mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan itu adalah teknik yang yang digunakan individu untuk melinndungi diri terhadap dampak lingkungan yang tidak selalu ramah dan sedikit banyak merupakan penyangga antara pengalaman masa sekarang dan pengalaman masa lampau. Dengan belajar secara rasional, individu memperoleh banyak respons dan ciri kepribadian yang perlu untuk berfungsi secara adekuat dalam lingkungan tempat dia hidup. Inilah proses seseorang memperoleh nilai-nilai, prinsip, cita-cita, dan tujuan yang penting bagi penyesuaian diri yang adekuat dan kestabilan emosi. Besarnya gangguan dan kadar sikap defensif seseorang adalah sebanding dengan kadar keraguan dalam dirinya terhadap perasaaan adekuat dan kemampuan untuk menerima. Semakin besar orang merasa mudah diserang, maka semakin besar juga kemungkinan dia menggunakan sikap defensif

·         Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Sering Tidak Disadari.
Kebanyakam frustasi dan konflik dalam kehidupan sehari-hari dapat dipecahkan pada taraf sadar dan  yang tidak dapat dipecahkan pada taraf itu akan menimbulkan usaha-usaha penyesuaian diri secara tak sadar , yakni mekanisme-mekanisme pertahanan.cara penyesuaian diri secara sadar dapat dapat dilakukan dengan meningkatkan usaha untuk mengatasi rintangan atau mereduksikan atau mengubah tujuan, menilai kembali secra realistik situasi yang menyebabkan frustasi atau konflik. Usaha penyesuaian diri secara tak sadar adalah usaha individu untuk melindungi dirinya terhadap ancaman bagi integritas ego dan juga untuk meredakan tegangan dan kecemasan sebagai akibat dari frustasi dan konflik yang tak terpecahkan. Semua orang menggunakan tindakan-tindakan mengelabui diri sendiri, dengan demikina berusaha mempertahankan harga diri mereka sehingga memperlunak pengaruh dari kegagalan, kekurangan atau perasaan bersalah.

·         Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Itu Tidak Bersifat Instingtif.
Sama seperti tingkah laku lain lain pada manusia, mekanisme pertahanan dipelajari dan dikorporasikan menjadi pola bertingkah laku sebab tekanan dan tegangan akan berkurang jika menggunakannya. Mekanisme-mekanisme ini menyenagkan bagi orang yang menggunakannya dan jika tidak demikian mekanisme tersebut tidak akan digunakan lagi. Kita mengetahui bahwa suatu tingkah laku akan diulang lagi bila tingkah laku tersebut telah menguntungkan bagi orang yang bertingkah laku itu dan jika penggunaannya telah memenuhi kebutuhan-kebutuhan psikologis.

·         Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Mendistorsikan Persepsi.
Mekanimse ini akan mendistorsikan atau mangaburkan persepsi individu terhadap realitas. Dengan demikian informasi yang diproses individu mengenai lingkungan sosial dan materialnya adalah keliru karena pemecahannya terhadap masalah lebih cocok dengan apa yang dipersepsikannya mengenai situasi itu dan bukan menurut apa yang sesungguhnya situasi tetap tidak efektif (Mehrabian, 1972).

·         Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Cenderung Mengekalkan Diri.
Mekanisem-mekanisem pertahanan seperti tingkah laku lainnya cenderung memperkuat diri, sirkuler, dan kumulatif (Monge, 1973). Misalnya, orang menarik diri dari hubungan pribadi dengan orang lain karena dia ragu-ragu apakah dia akan diterima oleh orang lain. Akibatnya dia gagal memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam berhubungna dngan orang lain. Individu-individu yang menggunakan tingkah laku defensif bisa disamakan dengan tim olahraga atau kesatuan militer yang harus melindungi suatu posisi, tidak menang atau tidak maju karena tidak mau menyerang. Kebutuhan untuk melindungi atau mempertahankan  status akan megesampingkan kemungkinan ini. Orang yang merasa sangat terancam akan menggunakan mekanisme pertahanan dengan mengesampingkan semua tingkah laku yang yang lebih realistik dan membatasi kesempatan untuk mengembangkan cara bertingkah laku yang lebih efektif.

Rasionale untuk Mekanisme-Mekanisme Pertahanan.

Dalam beberapa cara kita cenderung menyangkal atau menolak maksud kita untuk memanipulasi aspek-aspek psikologis atau menusiawi lingkungan kita. Kita dicegah untuk mengakui atau menerima tingkah laku kita karena kita telah diajarkan bahwa tidak baik kalau mementingkan diri kita sendiri. Kita diharpkan bisa menyangkal diri kita sendiri dan mebiarkan orang lain pergi yang pertama, memilih yang pertama, dan menjadi yang pertama. Tetapi dilain pihak orang harus menjadi penting untuk dirinya sendiri supaya tetap baik secara fisik maupun secara psikologis. Keyakinan individu bahwa dia adalah orang yanag baik, dapat dipercaya, dan perasaan kesejahteraannya  meurpakan frame of reference  untuk memandang dunia. Dengan demikian,terdapat pertentagan antara apa yang ditetapkan oleh adat istiadat masyarakat dan bagaimana individu harus benra-benar bertingkah laku. Individu bertingkah laku bertujuan untuk meningkatkan diri. Hasilnya ialah individu tidak mempertimbangkan kepentingan orang lain dengan baik atau juga tidak mencapai kebutuhan interpersonalnya sendiri dengan efektif. Interaksi manusia yang sehat tidak mengurangi pengaruh orang lain. Interaksi  itu pada dasarnya saling menghasilkan pertumbuhan yang memuaskan. Individu tetap tergantung pada orang lain untuk perasaan-perasaan dan pengetahuan tentang dirinya sendiri. Individu membenarkan diri, tingkah laku, dan sikap terhadap situasi di sekitarnya berdasarkan umpan balik yang diperoleh individu dari orang lain. Inilah proses yang disebut Freud, “penguji terhadaap kenyataan” (reality testing) . suatu prinsip yang penting disini adalah tingkah laku yang didasari dapat dikontrol dan diperbaiki. Sejauh orang tidak menyadari apa yang dilakukan dan tidak dapat mengamati akibat-akibatnya, maka dia tidak dapat melihat alasan dan petunjuk untuk berubah dan tumbuh secara psikologis. Ini adalah salah satu fungsi yang penting dari konseling dan psikoterapi.
Ada perbedaan dan persamaan  pendapat di kalangan orang-orang yang mempelajari tingkah laku manusia mengenai apa sebabnya mekanisme-mekasnisme tersebut digunakan. Ada yang berpendapat bahwa mekanisme pertahanan itu adalah cara-cara untuk melarikan diri dan mengelak dari atau tidak mengindahkan frustasi dan ancaman (Locke,1975). Selain itu orang lain berpendapat bahwa mekanisme pertahanan itu adalah sarana untuk melindungi dan meningkatkan diri (Coleman, 1976). Dan orang lain berpendapat bahwa mekanisme pertahanan adalah usaha-usaha khusus untuk menanggulangi stres psikologis yang disebabkan oleh konflik di antara tuntutan yang penting. Dan pandangan psikoanalisis mengemukakan bahwa pertahanan ego adalah usaha untuk mempertahankan ego dari kecemasan yang dialami secara sadar (Wilson,1969).

 Kecemasan adalah Pervasive dalam Mekanisme-Mekanisme Pertahanan

Kesulitan dalam menggambarkan kcemasan telah menimbulkan banyak definisi karena orang akan menjadi bingung oleh banyaaknya definisi yang dikemukakan, maka disini hanya diutarakan tiga definisi mengenai kecemasan, yaitu:
1.      Suatu perasaan yang berlebihan terhadap ketakutan, kekhawatiran, dan bencana yang akan datang (Goldenson, 1970:90).
2.      Kesadaran akan tegangan yang tidak menyenangkan (Menniger, 1963:128);
3.      Kekhawatiran yang disebabkan oleh suatu ancaman terhadap nilai  yang dianggap individu sangat penting terhadap eksistensinya sebagai suatu diri (May, 1967:72).

Levitt (1967) Mengemukakan beberapa perbedaan dan gambaran mengenai kedua kondisi tersebut, yakni:
1.      Kecemasan berbeda dengan ketakutan, terjadi bila tidak ada objek khusus yang ditakuti itu dapat diidentifikasi. Orang yang cemas akan takut bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi, tetapi mereka sendiri tidak mengetahui apa yang ditakuti itu.
2.      Ketakutan adalah suatu reaksi yang sebanding dengan bahaya yang objektif yang dipersepsikan. Sebaliknya kecemasan adalah suatu reaksi yang tidak sebanding dengan situasi aktual  serta bersifat subjektif dan imajinatif.
3.      Kecemasan mungkin lebih merupakan malapetaka karena cara-cara untuk melarikan diri atau untuk menangani masalah itu tidak ada.
4.      Reaksi-reaksi fisiologis tubuh sama dengan tidak memperhatikan apakah orang itu mengalami ketakutan atau kecemasan.
5.      Ketakutan bersifat sementara dan dapat ditangani dengan lebih mudah, sedangkan kecemasan kurang akut, tetapi akan tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Tegangan yang disebabkan oleh kecemasan sangat tidak menyenangkan sehingga orang akan melakukan sesuatu untuk menghindarinya. Bila dia takut ia akan mereduksikan tegangan dengan cara menarik diri dari, menyerang, bergabung dengan, atau menyerah kepada hal yang menakutkan itu. Kecemasan adalah difus (diffuse) dan berisfat umum , bukan merupakan reaksi terhadap suatu hal khusus. Karena itu jauh lebih sulit menangani tegangan yang disebabkan  oleh kecemasan dengan mengambil tindakan.
Apabila orang tidak dapat mempersepsikan apa yang menjadi tindakan konstruktif, maka mekanisme pertahana digunakan sebagai sarana pengganti yang tidak adekuat.. dengan kata lain mekanisme-mekansime tidak menghilangkan faktor yang menyebabkan tegangan , melainkan berusaha menghindari penelitian secara sadar kondisi tersebut dan dengan demikian ikut mempertahankan kecemasan.

Mekanisme-Mekanisme Pertahanan Bukan Simton-Simton Penyakit Mental.

Kecenderungan umum yang menganggap mekanisme-mekanisem pertahanan sebagai permulaan penyakit mental menyebabkan banyak orang menolak dengan keras untuk menggunakan istilah teknis mekanisme pertahanan. Penolakan tersebut bertolak dari pandangan bahwa individu yang adekuat, kompeten, yang dipuji oleh masyarakat atau kebudayaan kita, dan yang kita cita-citakan tidak memiliki kelemahan-kelemahan tersebut. Pada dasaranya orang harus mampu menyukai dirinya itu apa dan menerima apa yang dilakukannya bila dia menggunakan mekanisme-mekanisme pertahanan dan melakukan penipuan terhadap diri sendiri.
Teknik-teknik mekanisme pertahanan dalam uraian yang berikut dibagi atas dua kelompok, yakni penarikan diri dan kapitulasi. Teknik-teknik penarikan diri adalah teknik yang digunakan pertama-tama untuk melarikan diri atau menarik diri dari situasi yang mengancam. Sedangkan teknik kapitulasi adalah teknik yang memungkinkan seseorang menyerah dan tinggal dalam situasi yang merendahkan diri sendiri tanpa kehilangan harga diri.

Sistem-Sistem Kombinasi

Perlu dikemukakan juga bahwa tidak ada satupun dari mekanisme pertahanan itu berfungsi terlepas dari yang lainnya. Misalnya, orang tidak dapat memproyeksikan kesalahan pada orang lain tanpa merasionalisasikan tingkah lakunya. Orang tidak dapat memindahkan perasaan bermusuhan dan tetap melihat dirinya dapat diterima tanpa memebenarkan tindakan-tindakannya. Dia mungkin tidak dapat mengintroyeksikan nilai-nilai dari orang lain atau kelompok yang lebih kuat tanpa suatu perasaan identifikasi.

 TEKNIK-TEKNIK PENARIKAN DIRI

            Cara untuk melakukan penyesuaian diri sosial adalah meninggalkan, melarikan diri, menjauhi apa saja yang menimbulkan tekanan atau tegangan. Ini dapat dilakukna entah dengan cara meninggalkan secara fisik atau meninggalakan secara psikologis.
Tetapi menarik diri hanya menghindari diri dari masalah yang dihadapi. Apa yang dilakukan itu tidak mengontrol masalah itu atau tidak berusaha melakukan perubahan-perubahan. Apa yang dilakukan ini adalah reaktif dan tidak proaktif serta tidak memajukan sikap-sikap positif dan penasaran-penasaran adekuat tetang diri sendiri.
Dalam hal ini orang menarik diri untuk menyusun kembali kekuatan-kekuatan atau untuk memikirkan cara-cara yang efektif untuk menyesuaikan diri. hanya bila seseorang menggunakannya dengan mengesampingkan cara-cara lain – bila tidak memikirkan pilihan-pilihan lain dan menarik diri sudah menjadi kebiasaan – maka hal itu menjadi masalah yang perlu diperhatikan.
Diantara mekanisme-mekanisme yang dapat dikategorikan sebagai teknik-teknik penarika diri adalah represi, supresi, isolasi (disasosiasi), penolakan (negativisme), menarik perhatian, regresi, fiksasi, insulasi, fantasi, disosiasi, dan konversi.
Represi

Represi adalah suatu proses tak sadar dimana pikiran-pikiran yang memalukan, kenangan-kenangan yang mengakibatkan perasaan bersalah, pengalaman-pengalaman yang menyakitkan, atau perkerjaan-pekerjaaan yang tidak menyenangkan disingkirkan dari kesadaran ke dalam ketaksadaran.
Konsep Freud tentang ketaksadaran ada hubungannya dengan proses represi. Menurut teori psikoanalisis Freud, dorongan-dorongan dan perasaan biologis yang bersifat kebinatangan dari id tidak dapat diterima atau dilarang oleh superego. Untuk mereduksi konflik (polaritas) atara dua komponen kepribadian ini, ego merepresikan ke dalam ketaksadaran apa yang bermusuhan atau yang berlawanan dengan superego.
Perasaan bersalah dan kecemasan lebih banyak disebabkan oleh keragu-raguan diri dan perasaan-perasaan tidak adekuat. Konsep tentang “orang yang baik” harus memasukan juga konsep “orang yang mampu menyesuaikan diri dengan baik dan bahagia” sehingga orang akan menjadi kalut dan merasa tidak terpenuhi serta merasa bersalah bila dia tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik dan tidak bahagia. Menurut beberapa pengarang (Malcolm, 1971; Ruitenbeck, 1964), kita sudah biasa menjadi cemas yang diakibatkan oleh rasa cemas dan tidak bahagia sebab kita tidak begitu bahagia sebagaimana kita berpikir bahwa kita seharusnya bahagia, dan tidak mampu menyesuaikan diri karena harapan-harapan kita untuk kesenangan dan penyesuaian diri tidak terpenuhi. Seperti telah dikemukakan (Maslow, 1970), bila kebutuhan-kebutuhan fisiologis dan kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman dipenuhi, maka individu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan akan cinta, memilik, penghargaan, dan aktualisasi-diri.

Supresi

Supresi adalah kontrol yang dilakukan secara sadar dan sengaja terhadap pikiran-pikiran atau implus-implus yang dapat diterima atau tidak diinginkan. Mekanisme ini digunakan dengan tujuan yang sama dengan represi, tetapi melibatkan hasrat sadar dari individu.
Baik represi maupun supresi mengandung nilai-nilai penyesuaian diri untuk meredakan tegangan-tengangan hidup. Keduanya memungkinkan individu menyingkirkan persepsi yang membingungkan atau menggelisahkan sehingga dia tidak selalu dikacaukan oleh rentetan gangguan emosi. Represi dan supresi mencegah menumpuknya kesedihan dan kecemasan yang menyebabkan kita menjadi sangat tegang. Tetapi mekanisme-mekanisme ini hendaknya jangan digunakan terlalu sering karena dapat mengakibatkan disorganisasi tingkah laku. Berbagai simtom, seperti tics, kecemasan yang kronis mungkin merupakan saluran dari hal-hal yang ditekan itu.

Isolasi (Disasosiasi)

Teknik ini memutuskan individu dari situasi yang menimbulkan stress. Dia memisahkan sikap-sikap yang kalau disatukan akan menimbulkan konflik atau kecemasan. Isolasi mungkin berupa:
Berpindah secara fisik dari daerah-daerah yang tidak disenangi atau tidak meneruskan suatu kegiatan karena orang merasa terancam.
Memisahkan salah satu ide atau keyakinan yang kuat dari nilai lain yang sudah berurat berakar, tetapi berlawanan
Misalnya, seorang pengusaha mungkin menyanjung-nyanjung cinta persaudaraan dan martabat manusia. Dia memisahkan kebajikan ini dari pemerasan tanpa belas kasihan terhadap karyawan-karyawannya.
Isolasi – seperti semua mekanisme penyesuaian diri yang lain, kecuali represi – adalah suatu respons yang baik bahkan sangat perlu. Ini baru menjadi gejala ketidakmampuan menyesuaikan diri kalu digunakan secara berlebihan. Bahkan juga dalam beberapa hal, kadang-kadang tingkah laku ini memungkinkan seseorang mempertahankan kesehatan mentalnya yang relatif baik.
Individu yang melakukan isolasi secara berlebihan pada masa kanak-kanak dan pada masa remaja sedikit  demi sedikit mebatasi kemampuannya dalam menangani lingkungan personal dan impersonalnya.
Pengunaan isolasi secara berlebih-lebihan merupakan tanda bahaya dan mungkin akan menimbulkan kekalutan yang berat terlebih jika ditambah dengan lamunan yang terlalu banyak. Dua mekanisme penyesuaian diri ini merupakan ciri-ciri khas dari beberapa bentuk skizofrenia. Tetapi tidak boleh disimpulkan bahwa setiap orang yang mengisolasikan diri adalah orang yang psikotik.
Alasan pokok bagi pelarian diri ke isolasi ialah mekanisme ini akan melepaskan diri dari tegangan walaupun hanya sementara saja. Demikian juga halnya dengan mekanisme-mekansime penyesuaian diri yang laib. Penyebab-penyebab tegangan berbeda-beda menurut individu dan lingkungannya.

Penolakan (Negativisme)

Penolakan (negativisme) adalah penarikan diri yang agresif. Teknik penolakan ini adalah mekanisme penghindaran diri yang diperlihatkan dengan melakukan perlawanan aktif atau pasif terhadap tuntutan-tuntutan dari luar yang dikenakan pada individu. Dikatakan aktif kalau orang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang mesti dilakukannya; dikatakan pasif kalau dia menghindari perbuatan yang diharapakan supaya dia melakukannya dan ini dilakukan dengan beberapa cara:
Individu mungkin mengemukakan segala macam alasan mengapa suatu tindakan yang diajukan tidak akan berjalan. Dia mengembangkan keraguan sebanyak-banyaknya mengenai pengetahuan untuk bergerak ke suatu tujuan tertentu.
Individu mungkin mengembangkan suatu penyakit yang menghalanginya memasuki suatu situasi yang menimbulkan stress.
Individu mungkin melarikan diri dari kenyataan dengan kemukakaan bahwa suatu kegiatan lain (misalnya pekerjaan dikantor) sangat banyak menguras perhatian dan energinya sehingga dia tidak memiliki waktu dan energi untuk kegiatan yang menimbulkan kecemasan.
Individu mungkin hanya bertindak sedemikian rupa  seolah-olah kejadian yang memerlukan tindakan tidak akan terjadi.
Teknik penolakan ini berbeda dari represi yang berfunsi mencegah pikiran-pikiran yang menyakitkan masuk ke dalam kesadaran. Teknik penolakan ini juga berbeda dari fantasi yang mengganti kekerasan kenyataan dengan pikiran imajinatif  yang menyenangkan. Inidividu yang menggunaka penolakan sebagai sarana mereduksikan tekanan dan kecemasan melakukannya dengan mengembangkan reaksi-reaksi yang membuatnya tidak mungkin berpartisipasi.
Sesungguhnya perkembangan normal seseorang dalam masyarakat ditandai oleh dua tahap kehidupan dimana negativisme mecapai puncaknya, yakni:
1.      Negativisme akan menjadi lebih besar pada usia 2-6 tahun dibandingkan sebelum dan sesudah tahun-tahun ini (Hurlock, 1964).
2.      Negativisme juga akan menjadi lebih besar pada masa remaja, suatu masa dimana individu membangun identitas yang independen dan otonom (Erikson, 1968).

Menerima diri sendiri adalah sangat penting bagi seorang individu untuk berfungsi secara efektif (Protinsky, 1975). Dengan demikian, menerima devaluasi diri mungkin begitu hebat dan tak tertahankan sehingga individu kelihatanya sama sekali tidak dapat bertindak. Lebih baik individu didorong untuk mengembangkan dan membuktikan apa yang dapat dilakukannya. Meskipun dia tidak berhasil pada saat melakukan negativisme, namun dia telah memepertahankan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan untuk dirinya sendiri. Apabila negativisme itu dikontrol dan secara selektif dan periodik digunakan, maka ada kemungkinan dalam diri individu ada suatu semangat keberanian untuk mempertahankan identitas dan independensinya. Tetapiu bila seseorang melakukan negativisme secara berlebihan, maka ada kemungkinan individu tersebut mengalami suatu cacat.

Menarik Perhatian

Menarik perhatian adalah tingkah laku yang dipakai seseorang sebagai cara untuk membuat orang-orang lain melihat atau memperhatikannya. Kadang-kadang individu mencari pernyataan setuju, tetapi dia juga dapat menerima pernyataan tidak setuju (celaan). Apa yang terutama dicarinya iyalah menjadi pusat perhatian sekurang-kurangnya hanya sebetar saja sehingga dia merasa dirinya berarti dan penting.
Mekanisme penyesuaian diri ini digunakan pada usia lebih dini daripada mekanisme-mekanisme lainnya. Bayi menangis sebagai cara memberitahukan kepada orang-orang lain supaya melakukan sesuatu baginya. Inilah satu-satunya cara dipakainya untuk berkomunikasi dengan orang-orang dewasa. Dia melakukannya berkali-kali agar mendapat respons yang memberinya hadiah.
Penyesuaian diri dengan cara menarik perhatian sedikit banyak dilakukan sepanjang hidup orang dewasa. Sering kali ini adalah normal, tetapi kadang-kadang juga cukup ekstrem dan disebut eksentrik dan bisa juga sampai tidak normal. Sebuah contoh kejadian yang ekstrem adalah seorang anak laki-laki yang naik ke puncak gendung atau pohon yang tinggi dan mengatakan kepada orang-orang yang ada di bawah bahwa dia akan meloncat ke bawah untuk bunuh diri. Mungkin memang maksudnya demikian atau mungkin juga dalam keputusannya karena beratnya frustasi dan konflik yang dialaminya ingin berusaha menarik perhatian.
Mekanisme menarik perhatian pada orang dewasa merupakan fiksasi tingkah laku pada tingkat kekanak-kanak yang narcisistis. Faktor-faktor seperti ketidak amanan, yang berpangkal pada perasaan inferior, kasih sayang orang tua yang berlebihan, penilaian prestasi yang terlalu tinggi, atau keberhasilan tanpa usaha dapat menyebabkan mekanisme seperti itu.

Regresi

Regresi adalah proses melepaskan kecemasan atau ancaman dengan kembali pada pikiran, perasaan, atau tingkah laku yang ternyata tidak berhasil pada masa kehidupan yang lebih dini. Dengan menggunakan mekanisme ini, individu tampaknya mau menunjukan dirinya kembali sebagai seorang yang lebih muda. Anak yang merasa tidak aman berusaha untuk menemukan rasa aman dengan memandang gurunya sebagai penganti ibunya.

Fiksasi

Pertumbuhan psikis seseorang biasanya berlangsung secara bersinambungan dalam berbagai tahap perkembangan. Tetapi proses dari orang yang sedang  tumbuh secara psikologis tidak berjalan tanpa saat-saat yang menimbulkan stres dan kecemasan. Kalu dianggap bahwaa mengambil langkah yang berikutnya akan menimbulkan kecemasan, maka ego mungkin menggunakan strategi untuk tetap tinggal pada saat sekarang yang dirasa sebagai tahap psikologis yang lebih menyenangkan. Pertahan tersebut dinamakan fiksasi.
Secara teknis, fiksasi adalah libido yang tetap melekat pada tahap perkembangan yang lebih awal dan lebih primitif (Freud, 1917/1963). Sama seperti mekanisme-mekanisme lainnya, fiksasi umumnya digunakan oleh semua orang. Orang yang terus-menerus memperoleh kenikmatan dari memakan, merokok, atau berbicara mungkin mengalami fiksasi oral, sedangkan orang yang terobsesi dengan kerapian (kebersihan) atau keteraturan mungkin mengalami fiksasi anal.

Insulasi ( Insulation)

Kadang-kadang teknik ini disebut pengumpulan emosi dan juga merupakan teknik penarikan diri. ini adalah cara melindungi diri terhadap rasa sakit dan kekecewaan dengan cara tidak memberik banyak perhatian kepada diri sendiri. Orang berpendapat bahwa kalau tetap bersikap dingin, menjauhkan diri, dan tidak terlibat dianggap tidak berbahaya dan tidak akan mengalami rasa sakit dibandingkan kalau bersikap hangat dan ramah. Sikap dingin merupakan refleksi dari pandangan bahwa kita tidak boleh membiarkan diri kita untuk merasakan terlalu kuat tentang segala hal. Contoh insulasi, seorang ayah dapat memberi uang pada anak-anaknya, tetapi dia tidak dapat mengungkapkan cintanya kepada mereka secara verbal atau membiarkan dirinya untuk memngungkapkan berapa banyak perhatian yang diberikannya kepada mereka.

Fantasi

Mekanisme pertahanan lain yang dimasukkan dalam kelompok teknik penarikan diri adalah fantasi. Fantasi adalah mekanisme mental yang dipakai seseorang untuk menggantikan kepuasan-kepuasan yang nyata dengan kepuasan-kepuasan khayalan. Kegagalan-kegalan dan frustrasi-frustrasi dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang sulit ditahan, dan orang berusaha melarikan diri kedalam dunia khayalan yang diciptakannya sendiri. Fantasi tidak merepresikan atau menolak hal-hal yang mengganggu kesadaran, melainkan menggunakan pikiran-pikiran khayal yang lebih menyenangkan. Apabila situasi dimana individu merasa rendah diri, maka dia melarikan diri secara psikologis dengan cara berkhayal dan melamun. Dengan berfantasi, orang tersebut dibawa ke tempat dimana dia dihargai dan berpengaruh. Dengan demikian, fantasi meningkatkan perasaan-perasaan positif tentang diri.
Fantasi ada hubungannya dengan khayalan, dan khayalan dihargai sebagai suatu sifat kepribadian yang kreatif. Banyak orang berpendapat bahwa masa depan dunia kita tergantung pada perencaan yang dikhayalkan, dan organisasi-organisasi telah dibentuk untuk mendorong khyalan yang praktis (Weber, 1973). Telah ditemukan juga bahwa orang-orang yang aktif dan atletik-atletik cenderung memiliki (di samping sifat-sifat lain) khayalan-khayalan produktif. Dengan demikian sebagai suatu faktor praktis dalam penyesuaian diri, fantasi harus digunakan. Untuk menghindari bahaya melarikan diri ke dalam fantasi, langkah-langkah praktis harus diambil supaya tujuan yang di fantasikan diwujudkan  dalam kenyataan.
Tetapi, fantasi menjadi berbahaya dan kadang-kadang menjadi mekanisme yang melumpuhkan jika terus-menerus disukai daripada kenyataan dan digemari sebagai cara untuk memecahkan masalah. Dalam bentuk-bentuk yang ekstrem, sebagai suatu yang khas pada penyesuaian diri psikotik, orang tersebut tidak dapat membedakan antara kenyataan dalam khayalan.
Melamun sebagai salah satu bentuk dari fantasi digunakan seseorang untuk melarikan diri dari kesulitan-kesuliatannya. Tetapi, melamun bukan satu-satunya cara untuk melarikan diri dari kenyataan karna orang juga dapat menggunakan cara lain dengan tidur. Tidur membantunya menghindari kenyataan dengan menghapuskan dunia. Apabila tidak ada kebutuhan fisiologis lagi, tidur terus-menerus merupakan mekanisme penghindaran. Jika dilakukan secara ekstrem mungkin akan mengakibatkan stupor (keadaan setengah sadar seperti keadaan terbius) psikosis.
Melamun adalah pengendoran mental dan emosi, dan ini sangat menenangkan serta menyenangkan. Seseorang mungkin berpaling pada kegiatan melamun untuk memuaskan kebutuhan yang tidak dapat dipuaskan dalam kehidupan nyata. Jika, misalnya, dia menginginkan popularitas tetapi dia tidak begitu tidak disukai oleh teman-teman sebayanya, mungkin dia membayangkan dirinya dalam lamunan-lamunannya sebagai seorang yang dikagumi serta dikerumuni dan dieluh-eluhkan oleh orang banyak, dengan demikian dia merasa puas sekali meskipun hanya sebentar saja.

Disosiasi

Disosiasi merupakan mekanisme dimana sekelompok proses mental dipisahkan atau disendirikan dari kesadaran dan berjalan secara bebas atau otomatis. Hasil akhirnya mungkin muatan atau isi mental  tertentu dari kepribadian terbelah, atau hilangnya hubungan antara pikiran dan efek, misalnya amnesia, kepribadian ganda, somnambulisme. Gambaran yang jelas dan dramatis dari disosiasi terlihat dalam kasus yang dikemukakan oleh Thigpen dan Cleckley dalam “The Three Faces of Eve.” (Coville, Costello & Rouke, 1971).

Konversi (Histeria Motorik)

Konversi (histeria motorik) adalah teknik mengembangkan simtom-simtom fisik real yang memungkinkan seseorang menarik diri dari sesuatu yang sulit. Konflik mental berubah menjadi simtom fisik. Konversi berbeda dengan berpura-pura sakit, seperti orang yang berpura-pura menderita suatu penyakit, tetapi orang yang menderita konversi benaar-benar merasa sakit meskipun tidak ada dasar organik pada perasaannya itu.
Konversi dapat dilukiskan dengan kasus seorang pelajar yang penakut dan diminta untuk berbicara di depan kelas. Dia begitu takut sehingga pikran berdiri sendiri di depan kawan-kawannya menyebabkan dia gemetar. Mekanisme konfersi mungkin menyebabkan tenggorakannya menyempit sehingga dia tidak dapat berbisik atau berbicara.

TEKNIK-TEKNIK KAPITULATIF

Kelompok kedua dari mekanisme pertahanan adalah kapitulatif. Kapitulasi (menyerah) adalah cara kedua untuk menyesuaikan diri. Teknik yang sering digunakan dalam teknik kapitulatif adalah kompensasi, sublimasi, identifikasi, intelektualisasi, rasionalisasi, proyeksi, introyeksi, transferensi, reaksi formasi, pemindahan restitusi, memrankan dan simpatisme.

Identifikasi

Erat hubungannya dengan mekanisme intriyeksi, nilai-nilai dari tokoh-tokoh yang berpengaruh atau yang berkuasa adalah mekanisme identifikasi.

Inteletualisasi

Teknik ini ada hubungannya dengan dikotomi pikiran dan perasaan. Biasa, intelektualisasi sering digunakan orang yang sangat cerdas.

Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah cara menemukan dalih atau alasan yang tidak dapat diterima atau yang dapat merugikan integritas dan status pribadi.

Proyeksi

Proyeksi adalah melemparkan pikiran atau perasaan negatif kepada orang lain. Orang tidak menerima  keslahan tsb lalu menyalahkan orang lain. Proyeksi dilakukan dengan  tiga cara:
1.      Yakni menyebakan sebab yang terjadi dengan kebetulan, tidak relevan dan khayalan
2.      Melihat kekurangan-kekurangan kepribadian yang dimiliki orang lain dan (3) menyalahkan orang-orang lain atas kesalahan sendiri.

Introyeksi

Suatu mekanisme pertahanan dimana individu memasukkan kualitas-kulitas eksternal ke dalam dirinya sendiri

Transferensi

Transferensi: suatu mekanisme pertahanan dimana individu mengalihakan perasaan-perasaannya yang negatif atau positif terhadap seseorang kepada orang lain karena ia mengidentifikasikan keduanya

Pembentukan Reaksi

Pembentukan reaksi: suatu mekniasme pertahanan dimana seseorang merepresikan suatu impuls dan menggunakan suatu bentuk tingkah laku yang berlawanan dengan impuls tersebut. Biasanya tingkah laku itu dipamerkan secara berlebihan. Misalnya seorang ibu yang sangat benci kepada anaknya tetapi kebencian itu direpresikan dan sebaliknya ia menunjukkan bahwa ia sangat mencintai anaknya dan hal itu diperlihatkan dengan cara anak itu diantar ke sekolah dan dikawal seorang bodyguard

Pemindahan(diplacement)

Pemindahan (displacement); suatu bentuk mekanisme pertahanan yang memindahkan impuls terhadap objek-objek yang tidak mengancam atau tidak dapat diterima kepada objek-objek yang lebih dapat diterima atau lebih aman

Pertobatan

Restitusi/pertobatan; suatu mekanisme pertahanan dengan mana individu melakukan suatu upacara (ritual) yang bertujuan untuk menghilangkan akibat dari apa yang dilakukan sebelumnya

Memerankan

Memerankan (acting out): suatu mekanisme pertahanan dengan mana individu tidak merepresikan atau tidak mengekang impuls-impuls yang dilarang oleh masyarakat tetapi ia menggunakan impuls-impuls tersebut dengan sengaja supaya kecemasannya direduksikan

Simpatisme

Simpatisme: suatu mekanisme pertahanan dengan mana individu mengungkapkan kemalangan yang dideritanya dengan tujuan supaya orang-orang lain mengaguminya atau menghormatinya.

Disusun Oleh:

Arindi Azraningtyas Putri                         11512134

Intan Sylvia Febra Arini                            13512758

Wina Rizka Utami                                      17512726